Pisah Kamar Bukan Jalan Keluar

TIDAK TAHAN dengan suara dengkur pasangan? Itu wajar, apalagi jika dengkurannya terdengar sampai di luar kamar, jika dibiarkan, dengkuran keras bukan hanya mengganggu tidur pasangan, tapi juga merusak pendengaran - baik pendengaran pasangan maupun si pendengkur itu sendiri. 

Dengkuran keras (yang terdengar sampai di luar kamar) pernah diteliti para ahli University of Oklahoma College of Medicine di Okalahoma City, AS. Menurut Williard Moran, M.D., profesor otolaringologi dari universitas tersebut, kekuatan suara dengkuran keras bisa mencapai 85 desibel. "Kira-kira sama dengan gemuruh mesin disel," tegas Moran. Pantas saja bisa mengganggu pendengaran! 

Dengkuran keras memberi andil terhadap munculnya cekcok rumah tangga, bahkan bisa berlanjut pisah kamar dan perceraian. Istri yang menginginkan berpisah dari suaminya - baik pisah kamar atau akhirnya menggugat cerai - gara-gara pasangannya mendengkur keras, di AS jumlahnya mencapai 22 persen. Sebaliknya, dari pihak para suami yang akhirnya minta pisah dari istrinya gara-gara istrinya mendengkur keras 'hanya' 14 persen. 

Para ahli menyayangkan langkah pisah kamar yang dilakukan suami-istri yang pasangannya mendengkur keras. Keputusan ini malah membuat jurang komunikasi suami-istri makin menganga, yang akhirnya justru menyeret berkembangnya konflik. Jadi, mendengkur keras itu sendiri hanyalah sebuah titik sumber masalah. Menurut para ahli, yang meledakkan keutuhan suami-istri bukanlah dengkuran, tapi kesalahan mengambil solusi. 

Mengapa pisah kamar kurang dianjurkan? Pisah kamar menghambat komunikasi verbal. Berdua di ranjang menjelang tidur kerapkali merupakan ajang komunikasi paling efektif bagi suami-istri. Saat itu tubuh dan pikiran sudah benar-benar rileks. Pada saat seperti inilah banyak gangguan komunikasi umumnya bisa terselesikan. Nah, pisah kamar akan menjadi jalan buntu. 

Berkurangnya sentuhan. Saling memeluk, mendekap, meraba, dan saling membelai di antara pasangan memberi perasaan nyaman dan aman. Kedekatan fisik lewat pelukan dan belaian makin merekatkan kedekatan emosional. Suami merasa diperhatikan istri merasa disayangi dan dilindungi. Hal ini juga menumbuhkan perasaan bahagia dan meningkatkan rasa percaya diri. Terbayang 'kan bagaimana efeknya jika tidur terpisah?

Terganggunya kehidupan seksual suami-istri. Bagaimanapun, kedekatan fisik suami-istri diperlukan untuk membangun kehidupan seksual yang sehat. Ketika Anda berada di tempat yang tak terjamah oleh pasangan, sulit mengharapkan adanya kehangatan sebagai pemicu keinginan melakukan hubungan intim. Bukankah membaui aroma pasangan Anda, menyentuh bagian tertentu tubuhnya, atau menerima ciuman nakalnya, sering meletupkan hasrat seksual tiba-tiba? Namun jika Anda berdua hidup seperti teman kos, serumah tapi beda kamar, sulit mengharapkan hal itu akan terjadi. 

Jadi, tandas para ahli, jangan dulu boyongan ke kamar sebelah. Bereskan dulu suara dengkurnya itu, ajak pasangan Anda ke dokter ahli.

Selama Anda menunggu terapinya memberi hasil, cobalah tidur lebih dulu. Hayati suara dengkur, mungkin kira-kira seperti menikmati bedug takbir. Berisik, bertalu-talu, tapi  terdengar syahdu. Guna mengurangi efek buruk dengkuran napas. Sumbat telinga Anda dengan kapas, jika pasangan Anda rela, buat kantung di bagian kerah (leher bayu) piyama tidurnya dan isi dengan dua bola pingpong. Cara ini dapat mencegahnya tidur telentang sehingga ini tidak lagi mendengkur. 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar