Hati-Hati Konsumsi Suplemen Zat Besi

PREVALENSI  anemia pada perempuan di Indonesia menurut Data Riset Kesehatan Dasar 2013 mencapai 21,17%. Pada ibu hamil, angka tersebut lebih tinggi mencapai 37,1%. Faktor penyebab utama ialah kekurangan zat besi berkepanjangan yang diakibatkan oleh kombinasi minimnya penyerapan mikronutrisi dan tingginya kebutuhan tubuh setiap hari. 

Konsultan edukasi Spatone salah satu produsen suplemen zat besi asal Inggris, Maggie Evans menyebutkan rendahnya penyerapan itu akibat adanya senyawa inhibitor yang bersifat kontraproduktif terhadap zat besi.

Contoh senyawa inhibitor di antaranya tanin, produk olahan susu, dan phytate. Tanin ialah senyawa antioksidan yang biasanya terdapat dalam teh dan kopi. Adapun Phytate ialah senyawa antioksidan yang terkandung dalam kacang-kacangan dan biji-bijian. "Karena itu, Anda sebaiknya mengonsumsi suplemen zat besi saat perut kosong agar tingkat penyerapannya meningkat," ujar Maggie di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tingkat penyerapan juga bisa dipengaruhi oleh jenis suplementasi. Jika suplemen yang dikonsumsi langsung berbentuk cairan, tingkat penyerapannya bisa mencapai 40%. "Zat besi yang berasal dari sayuran, terutama sayuran berwarna gelap, paling diabsorpsi sekitar 10%-15%, sedangkan suplementasi zat besi konvensional yang berbentuk kapsul paling hanya diabsorpsi 15%-20%." (Din/H-3)  

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar