HEMATOLOGI. Waspadai Pembekuan Darah pada Pembuluh
JAKARTA, KOMPAS - Pembekuan darah di tempat tak semestinya atau trombosis perlu diwaspadai karena menyebabkan kesakitan, bahkan kematian. Dengan mengenali gejalanya, risiko kematian bisa dihindari.
Ketua Perhimpunan Trombosis Hemostasis Indonesia (PTHI), Prof Karmel Lidow Tambunan menyampaikan hal itu dalam peringatan Hari Trombosis Dunia yang diperingati setiap 13 Oktober, Selasa (20/10) di Jakarta.
Karmel memaparkan, trombosis atau pembekuan darah (venous thromboembolism /VTE) terjadi di pembuluh darah sehingga menyumbat pembuluh darah vena atau arteri. Itu terjadi akibat gangguan keseimbangan faktor yang memengaruhi dan mencegah darah membeku. Menurut riset, sepertiga trombosis bermanifestasi sebagai emboli paru (EP) dan dua pertiganya jadi trombosis vena dalam (deep vein thrombosis/DVT).
Trombosis menjadi penyebab terbesar kematian penyakit kardiovaskular. Jika terjadi di otak bisa memicu stroke, dan bekuan darah di jantung menyebabkan serangan jantung kalau bekuan darah dari vena kaki terbawa ke paru, maka memicu emboli paru. Di Amerika Serikat, angka VTE lebih dari 900.000 kasus setahun dan di Eropa lebih dari 750.000 kasus per tahun. Angka kematian akibat VTE di Eropa lebih dari 370.000 per tahun.
Karmel menyebutkan, faktor risiko trombosis adalah usia lebih dari 40 tahun, kanker, kurang aktivitas fisik (berbaring lebih dari tiga hari karena sakit), Perjalanan lebih dari 4 jam, operasi besar atau luka besar, merokok, obesitas, dan riwayat keluarga.
Ahli hematologi dan onkologi medik Faktultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Cosphiadi Irawan, menambahkan, seseorang kerap tak sadar terkena DVT atau emboli paru hingga sakit bahkan meninggal. "Duduk selama 90 menit perjalanan dengan pesawat ataupun duduk saat bekerja di kantor meningkatkan risiko trombosis vena dalam. Karena itu sebaiknya sesekali bergerak setelah duduk terlalu lama," ujarnya.
Gejala trombosis vena antara lain, nyeri, bengkak, kulit kemerahan, pelebaran pembuluh vena, dan kulit lebih hangat. Adapun gejala emboli paru antara lain, sesak napas, denyut jantung cepat, dan batuk darah. (ADH)