Kulit Mulus Berkat Terapi Laser

DALAM dunia kedokteran, teknologi laser dimanfaatkan untuk berbagai  keperluan. Salah satunya memperbaiki penampilan kulit.  

Dokter spesialis kulit dan kelamin dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana Jakarta,  Shannaz Nadia Yusharyahya, menjelaskan ada 3 jenis laser populer digunakan dalam dunia medis dengan tujuan estetika. Pertama pulse dye laser (PDL) atau laser VBeam untuk menangani pasien dengan kelainan pembuluh darah yang muncul sebagai bercak kemerahan dan kebiruan baik di wajah maupun bagian tubuh lainnya. Umumnya, masalah itu terjadi pada bayi yang disebut hemangioma.

Hemangioma itu bawaan dari lahir. Beberapa ada yang bisa hilang sendiri setelah anak berusia empat tahun. Kalau bisa hilang dengan obat yang diminum untuk mengecilkan pembuluh darah, kita tunggu dalam empat tahun. Bila tidak, kita laser karena bila didiamkan risikonya pecah dan perdarahan. Ini justru akan menjadi luka yang lebih sulit lagi sembuhnya karena risikonya bisa infeksi."

Kedua, lanjut Nadia, laser NdYAG yang sering digunakan untuk menangani kelainan pigmentasi, menghapus tato permanen, dan peremajaan kulit dengan menghidupkan kembali kolagen. "Untuk tato, laser ini tidak bisa digunakan hanya sekali lalu tato hilang. pasien harus datang beberapa kali, tergantung kedalaman dan warna tinta yang dipakai."

Yang ketiga, terang Nadia, laser CO2 fractional  untuk menghilangkan tumor jinak seperti kutil, peremajaan kulit, dan menghilangkan parut-parut d wajah akibat jerawat.

Terkait dengan keamanan, Nadia menjelaskan tidak ada efek samping bila terapi laser dilakukan dokter yang kompeten. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain pemilihan power dan diameter area terapi harus tepat. bila tidak, kulit justru bisa terbakar, mengalami hipopigmentasi, hiperpigmentasi, luka, scar bekar luka, juga bisa infeksi kalau pasien punya riwayat daya tahan tubuh lemah (immunocompromised).

Untuk itu, kami tidak menyarankan penggunaan laser bagi mereka yang memiliki riwayat keloid, herpes, dan imunnocompromised seperti penyandang lupus," papar Nadia.

Pilih yang kompeten

Pada kesempatan itu, Nadia berpesan agar masyarakat berhati-hati dalam memilih layanan terapi laser mengingat banyak pihak menawarkan jasa terapi laser untuk kecantikan. "Laser image-nya pasti keren dan canggih. Namun bila akan menjalani terapi laser, pastikan hal itu dilakukan dokter yang kompeten, antara lain dokter spesialis kulit dan kelamin. Harus diingat, tidak ada yang namanya dokter umum ahli kecantikan atau ahli estetik. Sebab ilmu kosmetik dan kecantikan itu bagian dari ilmu dokter spesialis kulit dan kelamin," kata Nadia.  

Ia juga menegaskan sebenarnya beautycian tidak punya kompetensi untuk melakukan tindakan laser estetika karena mereka dididik untuk merias, membuat pasien lebih cantik tanpa jalur medis. Untuk itu, pasien harus pintar memilih.

"Bila tetap mengambil risiko melakukan laser dengan petugas yang tidak kompeten, dikhawatirkan terjadi efek samping, atau kesalahan yang sulit ditanggulangi" (Try/H-3)

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar