Tekad Kuat Turunkan Berat Badan

Karena minder akibat berat badannya yang berlebih, Edwin memutuskan diet dan berolahraga hingga berat badannya turun dan menjadi presenter. 

BANYAK orang takut kegemukan. bukan semata masalah kesehatan, melainkan juga kenyamanan. Selain itu, sebagian orang kerap melecehkan orang yang memiliki berat badan yang berlebih. 

Hal itu yang dialami Edwin Tintin. Menjadi gemuk merupakan pengalaman yang tidak mengenakan dalam hidupnya. Karena berat badannya, ia sering diolok-olok dan dirundung teman-temannya. 

Edwin sadar gen keluarganya memang besar sehingga seluruh anggota keluarganya harus menjaga asupan makanan mereka agar tidak kelebihan berat badan. "Di keluarga saya itu memang memiliki gen yang besar. Jadi, harus jaga makan untuk tidak kelebihan berat badan," kata Edwin. 

Edwin lahir dengan kondisi normal dan sehat. Ukuran berat dan tinggi tubuhnya layaknya bayi-bayi kebanyakan. Saat memasuki usia enam tahun, ukuran badan anak kedua pasangan Hasanudin Tintin dan Ingke  Pramasurya itu mulai membengkak.

Kala kecil, Edwin tinggal bersama neneknya karena kedua orangtuanya sibuk bekerja. Saat itulah, ia mulai merasakan kelebihan berat badan karena neneknya sering menyuruhnya makan. 

"Nenek saya itu sering dan selalu suruh makan, padahal saya sudah kenyang, tapi tetap saja terus disuruh makan," kenang Edwin.

Pada usia 7 tahun, berat badan Edwin sudah menyentuh angka 40 kilogram (kg). Angka itu kian meningkat seiring Edwin menanjak remaja. Bertubuh gemuk membuat Edwin menjadi orang yang sering minder.   

"Dulu Edwin yang saya ingat itu pasti besar, gemuk. Awal-awal waktu kecil sering kena bully. Karena dulu kan waktu kecil, anak cowok itu suka olahraga, tapi dia mungkin karena badan dia agak besar, jadi enggak ikut dan mnyendiri," ungkap Bran, sahabat Edwin.

Masalah berat badan itu mulai memengaruhi kesehatannya. Ia mengaku sering sesak napas dan mudah lelah saat melakukan aktivitas. Namun, dari semua masalah berat badannya, yang paling menyedihkan ialah ketika melakukan aktivitas sosial. Ia kerap mengalami perundungan.  

"Saya sering dipanggil dinosaurus oleh teman-teman saya karena bertubuh besar. Selain itu, saya jarang diajak pergi bersama teman karena dinilai lamban,"ujar Edwin.

Tidak hanya di lingkungan pertemanan, karena gemuk, Edwin juga sering mendapat tindakan diskriminasi ketika berada di ruang publik. Ketika memasuki usia 17 tahun, Edwin memutuskan untuk tinggal di Amerika Serikat.

Selama di Negeri Paman Sam, berat badan Edwin semakin tidak terkendali, yaitu mencapai angka 134 kilogram. Ketika kembali pulang ke Indonesia, Edwin pun kembali minder dan merasa berbeda saat berbaur dengan masyarakat banyak yang rata-rata memiliki tubuh lebih kecil daripada dirinya.  

Diet

Sejak saat itulah, Edwin bertekad mengurangi berat badannya. Dimulai dari program diet, pola makan secara ketat, dan olahraga. Dukungan besar yang datang dari kedua orangtua semakin memacu Edwin untuk konsisten menjalani program diet. 

Setiap hari, sang mama membantu membuatkan makanan dan juga membuat jus buah untuk mengganti porsi makan malam Edwin.

"Saya sebagai orangtua juga memikirkan dirinya karena memang ingin diet dengan kuat, tidak operasi, tidak ke dokter, dan konsisten terhadap dirinya sendiri," ucap sang mama. 

Tidak hanya itu, pria kelahiran Jakarta, 25 Oktober 1984 itu pun secara rutin dan konsisten berolahraga setiap hari. Edwin selalu menyempatkan diri untuk berolahraga di pusat kebugaran. Alhasil, selama 9 bulan Edwin berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 54 kilogram.

"Sekarang beda sekali, Edwin yang sekarang sudah menjadi news anchor. Saya sebagai teman juga sangat bangga sama dirinya," sambung Bran.

Alhasil, berkat tekad kuat untuk menurunkan berat badan. Edwin kini sudah menjadi seorang presenter Metro TV dan tentunya bersyukur bisa menurunkan berat badan hingga 70 kilogram. Sebuah perjalanan yang tidak  pernah dirinya bayangkan ketika  masih bertubuh tambun. (M-4)

miweekend@mediaindonesia.com

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar