Ubah Pola Makan Demi Anak

PEPATAH lama mengatakan, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Mungkin itu yang bisa menggambarkan Tya Subiyakto, seorang music director, seseorang yang dulu bertubuh gemuk dan tidak pernah terpikir bisa seperti saat ini. 

Kini, ia barhasil menjadi langsing dan ideal untuk ukuran seorang perempuan. Tya yang bekerja sebagai pembuat musik di dunia perfilman itu mengaku sangat bangga dengan apa yang sudah dilewati. Ia mengatakan dulu dirinya sangat suka menyantap segala makanan goreng-gorengan, terutama pada malam hari. 

Sebagai seorang musikus, kesehatan yang sering dihabiskan di dalam studio pun tanpa disadari telah membuat pola hidupnya kurang sehat. Karena pola makan tidak diatur baik dan tanpa olahraga, pada September 2012, berat badan Tya mencapai 92 kilogram.

"Sebenarnya badan saya itu agak yoyo karena setiap saya melahirkan, saya naik berat 25 kilogram, punya dua anak jadi naik 50 gram deh," ungkap Tya.

Sejak saat itu, dirinya merasa sulit untuk berdiri saat sedang beraktivitas. Ia terkejut ketika dirinya divonis dokter mengidap penyakit fatty liver atau penyakit yang disebabkan akibat organ hati tertutup lemak akibat kelebihan berat badan.  

"Kalau saat malam pas di studio itu, kita pasti pesan martabak sama nasi padang. Itu malam, sekitar pukul 23.00, kita makan itu. Terus minumnya juga jus durian," ungkap suami Tya bernama Canly.

Ibadah

Setelah rutinitas itu, suatu saat ketika Tya melakukan salat, dirinya mendadak sulit berdiri. Tya pun langsung ke rumah sakit untuk mengecek kondisi tubuhnya yang diduga mengalami kegemukan.

"Jadi, Tya bisa kurus itu awalnya waktu lagi salat, terus enggak bisa bangun. Lalu, kita cek di rumah sakit dan ternyata divonis penyakit fatty liver itu. Dari situ, ia memotivasi dirinya untuk mengurangi porsi makannya," sambungnya.

Seusai mendengar vonis itu, Tya bertekad mengubah pola hidupnya. Berbagai cara pun mulai dilakukan untuk menurunkan berat badannya.

"Saya kaget ketika cek ke rumah sakit. Di situ saya dites urine, darah, dan lainnya. Sampai akhirnya dokter bilang kalau saya divonis penyakit itu dan mendadak saya langsung menangis karena saya berpikir memiliki dua orang anak," kenangnya.  

Tya mulai mengonsumsi makanan dan minuman diet sampai akupunktur. Namun, ternyata tak ada satu pun yang berhasil menurunkan berat badannya.  

"Awalnya, saya mencoba beberapa metode yang banyak orang lakukan pada umumnya termasuk melakukan akupunktur. Namun, badan saya seperti tidak segar," jelasnya.   

Tya akhirnya membuat dan mengatur sendiri pola makannya. Setiap pagi, ia meminum lima jenis jus buah tanpa sarapan. Pada siang hari, ia makan sayuran tanpa nasi dan pada malam hari dirinya kembali minum beberapa jus buah.

Selain itu, Tya rutin berolahraga dan yoga di rumahnya. Alhasil, berat badan Tya berangsur-angsur turun hingga menyentuh angka 50 kilogram dari sebelumnya 92 kilogram.

Setelah sukses dengan pola diet yang dilakukan dirinya, pujian pun datang membanjirinya, terutama di media sosial. Banyak orang lain yang menanyakan dan mengikuti pola diet ala dirinya.   

Namun, tentu, perjuangan yang dilakukan dirinya tidaklah mudah. dibutuhkan tekat, kemauan, dan konsistensi yang kuat sehingga dirinya bisa melakukan sesuatu yang dari tidak mungkin menjadi mungkin. (Rio/M-4)

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar