8 Cara agar Kesehatan Tak Terganggu Saat Cuaca Panas

CUACA panas yang ekstrem bisa berbahaya bagi kesehatan, terutama jika tubuh tidak mendapatkan air yang cukup dan banyak beraktivitas di luar ruangan saat panas terik.

Oleh sebab itu, penting untuk menjaga kesehatan di tengah cuaca ekstrem agar kita  tetap bisa beraktivitas dengan lancar.

Cara menjaga kesehatan saat cuaca ekstrem berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan di tengah cuaca panas ekstrem.

1. Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak.

2. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.

3. Pakai topi atau payung saat di luar ruangan untuk menghindari kontak dengan sinar matahari secara langsung.

4. Memakai pakaian yang berbahan ringan dan longgar.

5. Hindari menggunakan pakaian berwarna gelap agar tidak menyerap panas. 

6. Sebisa mungkin tidak berada di luar ruangan saat jam 11-15 siang.

7. Gunakan tabir surya dengan minimal 30 SPF pada seluruh kulit, baik saat di luar maupun dalam ruangan.

8. Selalu sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.

Waspada heat exhaustion

Beberapa dari kita mungkin kerap mengalami gejala yang tidak nyaman ketika berada di luar ruangan saat cuaca panas ekstrem, seperti pusing, lemas, dan mual. 

Jika pernah atau kerap merasa mual saat cuaca panas, mungkin Anda mengalami kondisi yang disebut heat exhaustion. 

Berikut adalah beberapa gejala heat exhaustion:  

- Pusing, penglihatan kabur, dan sakit kepala.

- Demam.

- Kelelahan, kelemahan atau pingsan. 

- Mual dan muntah.

- Napas cepat dan pendek.

- Berkeringat parah atau berlebihan.

- Pergelangan kaki atau tangan bengkak.

- Detak jantung lemah, cepat, dan tekanan rendah (hipotensi orthostatik).

Gejala heat exhaustion biasanya hilang setelah minum cairan dan beristirahat di tempat yang sejuk.

Beberapa dari Anda mungkin pernah memperhatikan, orang bisa menjadi lebih agresif saat mereka kepanasan. Penelitian selama puluhan tahun juga menunjukkan cuaca panas yang ekstrem dikaitkan dengan perang saudara dan kekerasan pribadi.   

Meski terdapat temuan yang konsisten, masih terdapat kontroversi mengenai mengapa cuaca panas dan kekerasan terjadi bersamaan.

Kini sebuah studi baru berusaha kembali mengurai tentang bagaimana cuaca panas bisa memengaruhi emosi orang.  

Hubungan cuaca panas dan agresivitas dikutip dari Live Science, Jumat (8/9/2023) studi baru ini menunjukkan, suhu panas membuat beberapa orang menjadi lebih agresif, tetapi hanya jika mereka merasa terpinggirkan.

Sementara itu, cuaca panas tidak secara langsung memengaruhi pengambilan keputusan masyarakat.

"Mengingat perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia yang diikuti dengan perubahan suhu, kami merasa ini adalah studi yang penting," kata Robert Pickmans, mahasiswa doktoral di Universitas California, Berkeley.

Banyak penelitian sebelumnya mengenai efek psikologis dari cuaca panas dilakukan dengan menggunakan ukuran sampel yang kecil dan terbatas.    

Akan tetapi dalam studi baru ini, tim merekrut sekitar 900 peserta dari Berkeley, California dan 1.000 orang dari Nairobi, Kenya. 

Para sukarelawan dibawa ke ruangan bersuhu 22 derajat Celsius atau ruangan bersuhu 30 derajat Celsius dan menjalani serangkaian tes pengambilan keputusan, serta kognitif standar.

Para peneliti kemudian membandingkan kinerja individu di ruangan sejuk dan panas. Hasil studi cuaca panas dan emosi.

Temuan dari studi ini adalah secara umum, tidak terdapat banyak perbedaan. Orang-orang di ruangan yang panas mengeluh merasa lebih mengantuk, tetapi kemampuan mengambil keputusan mereka tidak menurun.

Kendati demikian, ada hasil yang menarik dalam satu tugas yang disebut tugas kegembiraan kehancuran. 

(Kompas.com/Monika Novena/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)   


Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar