Hari Osteoporosis Sedunia: Jagalah Kesehatan Tulang!

Memperingati Hari Osteoporosis Sedunia setiap 20 Oktober yang kali ini mengangkat tema "Step Up for Bone Health", kami mengajak Anda berkenalan dengan osteoporosis dalam artikel ini. Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang (penurunan kepadatan tulang) yang bersifat sistemik (mengenai seluruh tulang di tubuh), menurunkan kekuatan tulang, sehingga meningkatkan risiko patah tulang. 

Berdasarkan data dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), terdapat 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 pria berusia di atas 50 tahun yang akan mengalami osteoporosis. Kejadian osteoporosis meningkat seiring meningkatnya usia dan kejadian osteoporosis mencapai 10 persen pada perempuan usia 60 tahun, hingga 66 persen pada usia 90 tahun. 

Osteoporosis umumnya disebabkan menurunnya hormon estrogen dan androgen pada menopause/usia lanjut. Selain itu, osteoporosis dapat disebabkan penyakit lain (gangguan produksi hormon paratiroid, tiroid, gonad) dan konsumsi obat tertentu (steroid, obat kejang, dan lain-lain). Risiko osteoporosis meningkat pada orang yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, kurang asupan kalsium dan vitamin D. Hal lain yang dapat meningkatkan risiko terjadi osteoporosis adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol serta konsumsi minuman berkafein.

Osteoporosis tidak menimbulkan gejala, proses terjadinya penurunan kepadatan tulang terjadi secara silent. Gejala yang terlihat antara lain berkurangnya tinggi badan postur tubuh yang semakin bungkuk, dan bisa menyebabkan nyeri apabila sudah terjadi patah tulang akibat osteoporosis. Area tubuh yang sering mengalami patah tulang tersebut, antara lain tulang belakang (23 persen), pangkal tulang paha (17 persen), pergelangan tangan (13 persen) dan panggul (6 persen).

Penurunan kepadatan tulang dapat diperiksa dengan alat bone mass densitometry (BMD) dan direkomendasikan pada perempuan di atas 65 tahun tanpa faktor risiko atau di bawah 65 tahun dengan faktor risiko tinggi. Berdasarkan tingkat keparahannya, penurunan kepadatan tulang dibagi menjadi osteoporosis berat (osteoporosis yang disertai patah tulang).  

Suplementasi kalsium dan vitamin D dibutuhkan untuk menjaga kepadatan tulang. Aktivitas fisik rutin dianjurkan untuk kesehatan tulang, seperti latihan penguatan otot (berjalan, joging, berenang, tai chi, angkat beban, dan menari) serta latihan keseimbangan untuk merurunkan risiko jatuh. Pemberian obat golongan bisfosfonat maupun golongan lain untuk mengobati osteoporosis dapat diberikan sesuai indikasi dan petunjuk dokter. 

Kejadian patah tulang terkait osteoporosis lebih banyak daripada kasus serangan jantung, stroke, dan kanker payudara jika diakumulasikan bersama. Osteoporosis berat dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan kemandirian dalam beraktivitas. Dengan demikian, kesadaran untuk deteksi dini dan pencegahan osteoporosis penting untuk kita tingkatkan. Semoga kita semua senantiasa sehat. 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar