Karbohidrat, Sumber Bahan Bakar Tubuh
Karbohidrat sangat dibutuhkan tubuh. Sayang, para wanita menjauhinya karena menyebabkan gemuk. Bagaimana memperoleh karbohidrat tanpa takut kegemukan?
Karbohidrat adalah suatu sumber energi penting yang mengisi bahan bakar untuk sistem saraf pusat dan jaringan otot selama terjadi aktivitas fisik. Dengan memberi energi sebesar 4 kalori setiap gramnya, karbohidrat berperan secara efisien membantu tubuh kita dalam menyerap vitamin, mineral, asam-asam amino, dan gizi lainnya.
Para ilmuwan membagi karbohidrat menjadi dua kategori. Karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Gula disebut karbohidrat sederhana karena terdiri dari satuan gula yang berjumlah sedikit. Secara alami, gula terdapat dalam buah-buahan, sayuran, susu dan makanan turunannya, juga dalam bentuk yang sudah dimurnikan, seperti gula tebu atau sukrosa. Tetapi, dalam tubuh tidak dapat dibedakan antara gula alami dengan gula tebu. Tubuh mencerna kedua jenis gula tersebut dengan cara yang sama.
Nama karbohidrat kompleks dipakai karena kompleksnya rantai struktur satuan gula. Karbohidrat kompleks biasanya ditemukan dalam makanan yang berasal dari biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan. Selain lezat dan banyak vitamin, mineral dan serat, makanan jenis ini umumnya rendah lemak. Termasuk dalam kategori karbohidrat kompleks adalah pati, dan serat makanan (dietary fiber). Selama pencernaan berlangsung, Pati dipecah menjadi gula dan digunakan tubuh untuk energi.
Petunjuk gizi modern menyarankan kita untuk memperoleh antara 55-60% energi karbohidrat, khususnya karbohidrat kompleks. Masalahnya, bagaimana petunjuk gizi ini diterjemahkan ke dalam menu makanan sehari-hari? Apa manfaat khusus dari jenis makanan buah dan biji-bijian ini dalam makanan yang sehat?
Berbagai studi membuktikan bahwa makanan berserat tinggi dapat mengurangi risiko timbulnya penyakit jantung dan beberapa penyakit kanker tertentu. Serat yang larut dalam air pada hidangan sereal (makanan dari biji gandum), oatmeal (bubur havermot), kacang-kacangan dan makanan sejenis lainnya, terbukti dapat menurunkan kolesterol dalam darah. Serat yang tidak gampang larut - yang terdapat dalam kembang kol, kubis, sayuran, serta buah-buahan membantu mendorong makanan melalui lambung dan usus, dapat mengurangi risiko kanker usus besar dan kanker dubur.
Joanne Salvin, PhD., Profesor di Fakultas Ilmu Pangan dan Gizi Universitas Minnesota Amerika Serikat, dalam artikel yang dimuat dalam Critical Review in Food Science and Nutrition menuliskan bahwa roti dan makanan yang terbuat dari biji gandum, kacang-kacangan, kapri kering, buah-buahan dan sayuran, umumnya rendah lemak. Di samping itu, juga mengandung sedikit, bahkan tanpa kolesterol dan kaya serat sehingga membantu fungsi usus besar secara benar dan mengurangi gejala buang air besar yang kronis, memperkecil penyakit kelainan usus dan wasir.
Salvin mencatat pula bahwa dalam makanan yang terbuat dari biji-bijian terdapat kandungan campuran karbohidrat yang bercampur dengan molekul-molekul besar lainnya dari unsur biji-bijian tersebut. Dengan demikian, peran fisiologis makanan yang berasal dari biji-bijian dalam mencegah penyakit dan menjaga kesehatan belum benar-benar dimengerti. Pada umumnya, konsumen tampaknya menyadari kegunaan zat karbohidrat. Meskipun demikian kenyataan menunjukkan bahwa manfaat karbohidrat kompleks belum disadari. Oleh karena itu, salah satu jalan untuk mendorong konsumsi karbohidrat kompleks bagi konsumen adalah melalui pemasangan label makanan pada kemasan.
Asosiasi Ahli Analisa Kimia Internasional (The Association of Official Analytic Chemistry International atau AOACI) menyatakan bahwa pada label makanan dapat dicantumkan karbohidrat kompleks sebagai jumlah kandungan pati dan serat makanan, oliosakarida dan Lignin. Berdasarkan definisi ini, AOACI juga percaya bahwa metode analisa dapat dikembangkan untuk mengukur karbohidrat kompleks.
Meskipun demikian, sampai metode tersebut dikembangkan dan informasi karbohidrat kompleks tercantum pada label makanan, para ahli gizi mengatakan bahwa akan sulit memperbaiki konsumsi karbohidrat kompleks pada konsumen. Seperti pernyataan Joanne Salvin, selama 20 tahun terakhir ini mereka telah menganjurkan konsumen mengonsumsi makanan yang berkarbohidrat kompleks tinggi. Sayang, mereka belum memberikan standar yang layak untuk dikonsumsi sehingga dapat membingungkan konsumen yang menggunakan kabel makanan sebagai pedoman untuk makan sehat. Padahal menurut G Harvey Anderson, karbohidrat kompleks memegang peranan penting dalam menu makanan sehat. (WW)