Waspadai Gangguan Sepsis, Infeksi yang Mematikan

SEPSIS atau septicaemia merupakan sebuah respons ektrem tubuh terhadap infeksi  dan kondisi darurat medis yang mengancam jiwa. Hal itu terjadi ketika infeksi memicu reaksi berantai sehingga terjadi inflamasi atau peradangan di seluruh tubuh. 

Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan penyakit tropik infeksi Dr. dr Lie Khie Chen SpPD mengatakan pasien yang terkena sepsis umumnya menderita penyakit kronis dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau terganggu. Untuk itu, harus segera mendapatkan perawatan medis sebab jika tidak, akibatnya bisa fatal, bahkan dapat menyebabkan kematian.

"Siapa pun bisa terkena sepsis. Paling sering sepsis terjadi pada orang dengan penyakit kronis yang dirawat di rumah sakit atau yang baru saja dirawat di rumah sakit," jelasnya.

Indonesia memiliki insiden penyakit infeksi yang tinggi, termasuk sepsis. Angka kejadian sepsis termasuk tinggi, yaitu 30,29% dengan angka kematian 20%-80%, yang lebih banyak menyasar orang dengan lanjut usia. "Salah satu penyebab tingginya angka tersebut karena keterlambatan penanganan, telat ke rumah sakit, dan ketika sudah di rumah sakit juga masih terlambat ditangani," jelasnya, saat ditemui Media Indonesia pada acara Sosialisasi Penanganan Sepsis di Rumah Sakit Pluit, Jakarta Sutara, Kamis (26/10).

Penderita sepsis biasanya mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, tekanan darah sistolik (angka pertama kurang dari atau sama dengan 100 mm/hg, denyut jantung di atas 90 detakan per menit, laju pernapasan lebih dari 20 napas per menit, dan kesadaran menurun.

"Bila pasien mengalami beberapa gejala seperti demam, gelisah, sesak napas, banyak tidur, tensi darah turun, lesu, dapat mengarah tanda penyakit sepsis. Tensi darah turun, gagal ginjal, hingga gagal hati karena komplikasi  yang berlebihan," imbuh Khie Chen.

Bagian tubuh yang paling sering infeksi dan menyebabkan sepsis biasanya dimulai dari paru-paru, saluran kemih, kulit atau saluran pencernaan. Tanpa pengobatan tepat waktu, sepsis dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan kematian.

"Orang dengan penyakit bawaan kronis bisa lebih rentan terhadap sepsis dan tingkat penyembuhannya juga semakin rendah. Penanganan langsung ke rumah sakit untuk diberikan terapi pengobatan," ungkapnya.

Setelah menegakkan diagnosis sepsis, pengobatan sepsis perlu diberikan secepatnya. Biasanya, penderita sepsis akan ditempatkan di ruang ICU untuk mendapatkan perawatan khusus mulai cairan infus, antibiotik, alat bantu pernapasan, hingga bantuan teknologi berbasis multiplex PCR, dan hibridisasi. Berbagai pengobatan tersebut bisa didapatkan di Rumah Sakit Pluit. (Dev/H-2)

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar