Hernia dan Diabetes Melitus

Pertanyaan P di J,

Ayah saya (67 tahun) menderita diabetes melitus sejak lima tahun lalu. Sekarang pengendalian diabetesnya dengan diet, olahraga, dan obat penurun gula darah. Ayah semula gemuk sekali, tetapi beliau berhasil mengatur pola makan sehingga berat badannya turun sampai mendekati normal. Gula darah juga cukup terkendali. Namun, yang menjadi persoalan adalah ayah mempunyai hernia dilipat paha sebelah kiri. Setiap berolahraga beliau mengeluh hernianya membesar. Kami sudah membawa beliau ke dokter dan dokter menganjurkan agar hernia tersebut dioperasi. Ayah agak khawatir menghadapi operasi karena selain diabetes, beliau juga ada hipertensi dan jantung koroner. Meski operasi hernia menurut dokter bukan operasi besar, ayah masih ragu.

Seminggu yang lalu ayah mengalami pembengkakan hernia yang cukup besar dan ada rasa nyeri di hernianya sehingga amat mengganggu. Kami membawanya ke gawat darurat rumah sakit. Diberi pertolongan sementara dan obat, cukup menolong, tetapi dokter gawat darurat menganjurkan agar ayah segera dioperasi. Dokter menghkhawatirkan dapat terjadi komplikasi sehingga saluran usus terganggu.  

Sekarang ayah setuju untuk operasi. Kami ingin mengetahui risiko yang dihadapi oleh orang usia lanjut yang akan menghadapi operasi. Apakah dapat terjadi serangan jantung atau kencing manis akan meninggi. Benarkah pada orang usia lanjut dapat terjadi emboli, butiran darah kecil yang dapat menyumbat pembuluh darah karena tiduran lama? Mohon penjelasan risiko yang mungkin terjadi. Terima kasih atas penjelasan dokter.

Jawaban DR Samsuridjal Djauzi,

Memang benar operasi hernia merupakan operasi yang rutin dikerjakan di rumah sakit kita, termasuk rumah sakit daerah. Sebaiknya operasi hernia dilakukan pada keadaan belum terjadi komplikasi. Operasi menjadi lebih sederhana dan masa pemulihan juga menjadi lebih cepat. Salah satu komplikasi hernia yang dapat terjadi adalah berupa usus mengalami pencekikan (strangulasi). Pada keadaan ini ada bagian usus yang tak mendapat suplai darah sehingga bagian tersebut dapat mengalami kematian jaringan (gangrene). Jika ini terjadi, diperlukan operasi segera dan operasi merupakan operasi besar karena sebagian usus harus dipotong, kemudian diperlukan penyambungan usus.

Jika dapat dibayangkan operasi akan berjalan lama dan risiko komplikasi menjadi besar. Pada operasi hernia yang biasa, setelah dilakukan anestesi, bagian usus yang menonjol didorong kembali ke rongga perut dan dinding perut yang berupa otot yang lemah yang menyebabkan hernia akan diperkuat. Operasi biasa berjalan tak lama dan pemulihan dapat dilakukan segera. Pasien boleh beraktivitas secepatnya, begitu pula masukan untuk minum dan makan dapat dimulai lebih cepat. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan keadaan ayah Anda. Sekarang penyakitnya terkendali cukup baik sehingga merupakan waktu yang tepat untuk menjalani operasi. 

Saya menganjurkan agar ayah Anda segera berkonsultasi dengan dokter untuk merencanakan operasi hernianya. Dokter akan menganjurkan penilaian kelayakan operasi yang biasanya dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam. Pada penilaian ini perlu dilakukan pemeriksaan fisik, riwayat penyakit dan obat-obatan yang pernah digunakan. Jangan lupa menginformasikan jika ayah Anda memiliki alergi terhadap suatu obat. Selain itu, juga akan dilakukan pemeriksaan penunjang, baik laboratorium, radiologi, maupun pemeriksaan jantung (EKG atau Echo).

Jadi ada banyak pemeriksaan  yang harus dijalani, tetapi semua itu demi keamanan operasi. Hipertensi, diabetes, dan jantung koroner yang diderita ayah Anda dinilai kembali apakah keadaannya cukup terkendali sehingga menungkinkan untuk dioperasi pada waktu sekarang.

Efek sampingan
Jika ada yang masih perlu dikendalikan biasanya akan dilakukan tata laksana terlebih dahulu sebelum dioperasi. Setiap operasi tentu dilakukan untuk mencapai manfaat. Namun, setiap tindakan medis kemungkinan dapat terjadi efek sampingnya. Tugas dokter dan keluarga adalah mengurangi risiko yang mungkin terjadi sehingga keamanan operasi dapat ditingkatkan.

Pada waktu operasi dapat terjadi perdarahan dan infeksi, sedangkan setelah operasi biasanya yang sering terjadi adalah infeksi di luka operasi dan dapat terjadi perdarahan Anda benar risiko emboli, dapat terjadi pada operasi, tetapi biasanya terjadi pada operasi di rongga perut. Risiko ini memang meningkat pada orang usia lanjut. Sementara phlebitis (radang pembuluh darah) dapat terjadi pada orang yang berbaring lama setelah operasi.

Operasi pada orang usia lanjut yang mempunyai berbagai penyakit kronis dapat diperhitungkan risiko setelah pembedahannya, terutama risiko jantungnya. Parameter untuk memperkirakan risiko tersebut meliputi usia, jenis pembedahan (operasi membuka dada, rongga perut, dan operasi pembuluh darah aorta), operasi emergency, keadaan umum yang buruk, metabolik atau tirah baring lama. Risiko operasi menjadi besar jika usia di atas 70 tahun, jenis operasi operasi misalnya membuka dada, rongga perut atau pembuluh darah aorta, serta adanya penyakit kronik lain.  

Kecenderungan dewasa ini perawatan setelah operasi dilakukan sesingkat mungkin. Jika keadaan pasien sudah memadai untuk rawat jalan, pasien dapat dipulangkan. Dalam operasi hernia sederhana pasien mungkin sudah boleh pulang satu hari setelah operasi. Sudah tentu pemantauan sehabis operasi tetap diperlukan. Tak ada obat yang dapat menyembuhkan hernia karena hernia merupakan kelainan anatomis dinding perut. Dinding perut yang lemah memungkinkan usus untuk menonjol keluar sehingga terapi permanen adalah dengan melakukan operasi hernia (herniatomi).

Kualitas hidup orang usia lanjut dapat ditingkatkan dengan memperbaiki penglihatan, pendengaran, dan kemampuan mobilitas. Cukup banyak penderita diabetes yang takut dioperasi karena khawatir luka operasi akan sukar sembuh. Jika keadaan diabetes terkendali, penyembuhan luka hampir sama dengan orang yang tak mengalami diabetes. Karena itu, penting untuk mengendalikan diabetes agar risiko operasi dapat diturunkan.    

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar