Kini Bisa Tak Sering Sakit Punggung
Jangan anggap sepele sakit pinggang atau sakit punggung. Bisa jadi Anda menderita skoliosis. Tapi tak usah khawatir, karena kini ada metode baru penyembuhannya.
Di usia-usia kita sekarang ini sakit punggung seperti sudah menjadi bagian dari hidup. Duduk lama tanpa bersandar, sakit punggung. menyikat kamar mandi, sakit punggung. Bawa tas agak berat, sakit punggung.
Lho, bukannya skoliosis disebabkan oleh faktor genetik?
Memang. Pada umumnya skoliosis disebabkan oleh faktor genetik, kelainan kongenital atau bawaan lahir, dan kelainan neurologis atau kelainan pembentukan tulang belakang. Akan tetapi skoliosis juga bisa muncul akibat kelainan habitual atau kebiasaan buruk yang mengakibatkan degenerasi.
Kebiasaan buruk seperti apa? Seperti membawa barang berat, duduk dengan menumpukan satu kaki pada kaki yang lainnya, dan duduk dengan dompet tebal di salah satu sisi kantong celana. kebiasaan-kebiasaan yang membuat badan miring karena bertumpu hanya ke salah satu sisi.
Bentuk kelainan ini banyak ditemukan di Indonesia. Tahun 2018 jumlah kasusnya meningkat 4%-5%. Jika dibandingkan dengan tahun lalu. Banyak orang yang belum mengerti akan bahaya skoliosis dan bagaimana cara menanganinya.
Mengakibatkan Kematian
Buat yang belum akrab dengan istilah ini, skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh berupa kelengkungan tulang belakang. Bahayanya skoliosis ini bisa terjadi di semua usia, dari balita, anak-anak, sampai dewasa.
Ia tidak termasuk ke dalam kategori silent killer, karena dapat dideteksi. Semakin cepat menindaklanjuti skoliosis, semakin baik. Karena, jika tidak, ia akan membahayakan tubuh bahkan berisiko kematian.
Di tulang belakang kita terdapat iga yang berfungsi melindungi jantung, paru-paru, dan semua organ penting di dalamnya. Jika tulang belakang melengkung akan terjadi rotasi yang secara otomatis akan menekan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Hal ini berbahaya karena dapat membuat organ vital tidak berfungsi maksimal. Misalnya, seorang pasien skoliosis dikatakan rentan terkena sesak napas dikarenakan paru-parunya terhimpit.
Memengaruhi Kesuburan
Jika dibandingkan, bahaya skoliosis pada perempuan jauh lebih tinggi daripada laki-laki, karena pada perempuan ia juga akan memengaruhi kesuburan.
"Bahaya skoliosis yang utama dari perempuan itu dia akan susah untuk memiliki keturunan, karena berhubungan secara normal enggak bisa, tidur lurus enggak bisa. Kalau hamil, bisa menekan lagi ke tulang belakangnya," kata Nistriani TP, Kusaly, fisioterapis dari Skoliosis Care.
Oleh karena itu, bagi perempuan dianjurkan untuk melakukan pengecekan wajib sebanyak dua kali. Saat berusia 9-10 tahun dan usia 14 tahun. Besar kemungkinan anak perempuan menderita skoliosis di usia tersebut. Jika skoliosis dideteksi sedini mungkin, penderita bisa menghindari gejala-gejala dan kondisi yang lebih parah.
Bagaimana kalau skoliosis dideteksi saat sudah dewasa?
Terapi Non Operasi
Dulu ada pemikiran bahwa orang yang terkena skoliosis di atas 17 tahun tidak dapat disembuhkan. Walaupun bisa, pengobatan biasanya berujung di meja operasi alias pembedahan.
Lain dulu lain sekarang. Seiring berjalannya waktu, kini ada terapi non operasi untuk para pasien dengan kelainan tulang belakang ini.
Seseorang yang diduga mengalami skoliosis bisa diberikan pendeteksian akurasi tinggi. Bila didapatkan tanda-tanda skoliosis, maka dilakukan pengecekan lebih lanjut dengan menggunakan X-Ray.
Setelah itu, penderita bisa diberikan terapi non-operasi yang terdiri dari latihan fisik dengan alat fisioterapi untuk mengurangi rasa nyeri dan penggunaan penunjang (bracing). Brace berperan mengoreksi kurva (kelengkungan). Terutama bagi pasien yang memiliki kurva lebih dari 30 derajat.
"Setelah 1 bulan penggunaan, kurva saya turun jadi 30 derajat," terang sang Ayu Putu Cynthia Maharani, pasien skoliosis yang juga penari Bali.
Memilih Brace yang Tepat
Sebenarnya brace (besi penjepit) sudah ada sejak lama dan juga sudah digunakan untuk penanganan skoliosis. Cuma bentuknya agak "menakutkan" karena berupa besi dan tali-tali pengikat. Menggunakannya juga cukup sulit. Tak heran banyak yang enggan memakainya.
Namun sekarang, desain brace sudah tidak terlalu menakutkan lagi. Suduh begitu, bentuknya pun bisa diatur sesuai bentuk tubuh.
Dalam pembuatan brace, koreksi kurvanya menggunakan komputer 3 D, sehingga mampu menyimulasikan posisi kurva. Alat ini juga dibuat menggunakan metode laser scanner sehingga bisa memastikan bentuknya sesuai dengan derajat dan postur tubuh pasien. Teknologi seperti ini bisa mempercepat proses perbaikan tulang.
"Efektif atau tidaknya brace dapat dilihat dari kualitas desain dan pembuatan brace dan mampu melakukan koreksi atau perbaikan kurva skoliosis. Selain bentuk brace yang ramping, ringan dan kokoh, warna dan desainnya dapat disesuaikan dengan gaya dan selera setiap pemakainya sehingga dapat menambah rasa kepercayaan diri saat digunakan," ujar Labana Simanihuruk, B.Sc, ahli fisiologi dan anatomi dari Brace & Rehab Clinician.
Tidak ada durasi yang pasti untuk perbaikan tulang. Menurut Labana, itu semua tergantung dari faktor genetik, niat, dan kepatuhan dari masing-masing orang. Jika semua faktor mendukung, pemakaian brace selama dua tahun sudah mampu untuk memperbaiki tulang.
Maria Ermilinda Hayon / Melissa Tuanakotta