Terapi Tepat Atasi Nyeri

Semua orang pernah mengalami nyeri, dari yang ringan hingga nyeri yang berat. Terapinya pun beragam, yang paling umum dengan konsumsi obat nyeri yang dijual di pasaran. Berikut saran para pakar tentang terapi tepat atasi nyeri.

Aktivitas terganggu akibat serangan, rasa nyeri yang tak nyaman. Hal ini lazim dialami setiap orang. Semua bagian tubuh memang dapat mengalami nyeri. Yang paling umum dikeluhkan seperti nyeri kepala, nyeri punggung bawah, nyeri otot, nyeri sendi dan lain-lain.

Menurut Dr. Irawati Hawari, SpS, dari RSU Bunda Jakarta, nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan.

"Nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang berfungsi sebagai sinyal untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut," ungkapnya kepada Media Kawasan.

Lebih rinci dr. Ira menjelaskan, nyeri dapat dikategorikan berdasarkan: durasi, lokasi, dan transmisi. Berdasarkan durasi atau lamanya nyeri, kurang dari 4 minggu disebut nyeri akut; lebih dari 12 minggu disebut nyeri kronik, di antaranya disebut sub-akut. Berdasarkan lokasi terbagi atas tiga kategori, pertama somatik mengenai permukaan tubuh atau anggota tubuh tertentu; viseral terjadi pada organ tubuh dalam; dan alih terjadi di satu bagian tubuh, tapi dirasakan di bagian tubuh yang lain.
Sementara itu berdasarkan transmisi terbagi atas dua jenis, Nosiseptif yaitu cedera somatik atau viseral dan Neuropatik berupa cedera saraf. Nyeri somatik apabila mengalami paparan di permukaan tubuh, seperti kulit, jaringan bawah kulit, otot. Nyeri viseral misalnya kita mengalami nyeri lambung. Alih misalnya seseorang yang mengalami serangan jantung, keluhan bisa dirasakan di punggung atau lengan.

Nyeri juga disebut sebagai pengalaman emosional, karena bila sama-sama terluka atau tertusuk jarum, ekspresi seseorang yang menunjukkan dia merasa nyeri bisa tidak sama, karena ambang rangsang si A mungkin lebih rendah daripada si B atau si C dengan kepribadian yang histerionik mungkin akan lebih mengeluhkan nyerinya. 

Oleh karena, untuk penilaian nyeri menggunakan "Visual Analog Scale (VAS), dengan skor dari 0 bila tidak nyeri; 1-3 nyeri ringan; 4-7 nyeri sedang; 8-10 bila nyeri dirasakan hebat. Kita diminta untuk menilai nyeri yang kita rasakan ada di angka berapa. Misalkan saat datang nilai VAS 8, sejalan dengan pengobatan nilai VAS menjadi 4.

Sebenarnya jalur nyeri terdiri dari, rantai 3 neuron yang meneruskan sinyal nyeri dari susunan saraf perifer ke korteks serebral (susunan saraf pusat), yaitu neuron tingkat pertama, neuron tingkat kedua dan neuron tingkat ketiga. Sensasi nyeri dimulai dari stimulasi ujung saraf tingkat pertama yang merupakan komponen sistem saraf perifer dan melibatkan juga serabut nyeri. Serabut nyeri delta adalah serabut bermielin atau berselubung yang pertama kali direkrut sebagai respons terhadap stimuli. Nyeri berlangsung hanya ketika stimulus mengakibatkan kerusakan jaringan. Ambang batas nyeri untuk nyeri "pertama" ini relatif sama untuk semua orang.

"Sensasi nyeri yang menjalar, perlahan, membakar atau linu merupakan akibat dari stimuli yang ditransmisikan oleh serabut C yang tidak bermielin. Nyeri "kedua" ini dimulai belakangan dan berlangsung untuk waktu yang lebih lama. Ambang batas nyeri "kedua" ini bervariasi antar individu," papar dr. Ira.

Menurutnya, tidak setiap nyeri harus selalu diatasi dengan minum obat anti nyeri atau analgesik. Misalkan nyeri otot karena aktivitas yang berlebihan, mungkin bisa diatasi hanya dengan menggunakan obat analgesik topikal atau obat oles. Atau nyeri kepala mungkin bisa dicoba istirahat terlebih dahulu. Tapi bila nyeri yang lebih  hebat mungkin diperlukan pula obat anti nyeri yang harus diminum atau bahkan  melalui suntikan.   

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar