Periode Pramenopause dan Menopause. Masa Rawan Penyakit Jantung

MASA pramenopause dan saat menopause bagi kaum perempuan sangat rentan terhadap bahaya munculnya penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner telah menjadi momok menakutkan, khususnya bagi kaum perempuan. 

Dalam kurun waktu 14 tahun, jantung koroner itu telah menjadi salah satu penyakit mematikan bagi perempuan di Indonesia. Pada 1992, jantung koroner hanya menempati urutan ke-11 untuk kategori penyakit mematikan di Indonesia.  

Sedangkan di sejumlah negara maju, sejak 1996 jantung koroner menjadi salah satu penyakit paling mematikan.
Sebagian mereka yang terjangkit penyakit jantung koroner pasti merasa takut dan khawatir jika harus mengalami operasi dan kemungkinan lain. Seperti dialami Iris Sudradji beberapa tahun silam. Dia baru menjalani operasi jantung karena penyumbatan dalam pembuluh darah yang mengarah ke jantungnya. 

"Semua berawal ketika saya merasakan nyeri di dada sebelah kiri. Namun, setelah saya menarik napas dan kemudian menghembuskannya lagi rasa nyeri itu hilang. Saat itu saya sudah memasuki usia menopause, kata Iris beberapa waktu lalu.

Tidak lama kemudian rasa nyeri itu datang lagi. Lalu dia memeriksakan diri ke dokter jantung dan ternyata tidak ada apa-apa. Beberapa waktu setelah itu rasa  nyeri itu muncul lagi, dan Iris memutuskan memeriksakan ke RS Jantung Harapan Kita.

Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan ditemui adanya penyumbatan di pembuluh darah ke jantungnya. Awalnya, dia merasa takut untuk operasi. Namun, setelah diyakinkan dokter dan kerabatnya, Iris bersedia dioperasi.

"Saya justru merasa  nyaman setelah operasi bahkan bisa langsung berjalan-jalan," ujar Iris.

Menurut dr Adnil Basha SpJP dari RS Jantung Harpan Kita, penyakit jantung koroner dideteksi dengan adanya penyumbatan dalam pembuluh darah ke jantung. Kaum perempuan yang telah memasuki masa pramenopause dan menopause harus mewaspadai ini.

"Penyakit ini sebenarnya tidak mengenal jenis kelamin dan usia. Namun, perlu kewaspadaan ekstra jika seorang perempuan yang telah memasuki masa pramenopause dan menopause," ujar Adnil dalam diskusi kesehatan jantung pada perempuan pramenopause dan menopause di Wisma Harapan Kita Jakarta, belum lama ini.

Batasan usia
Menurut Adnil, saat seorang perempuan memasuki masa pramenopause dan menopause akan kehilangan banyak hormon estrogen yang berfungsi mengatur kelenjar pembuluh darah ke jantung dan kadar lemak.

Menopause merupakan proses penuaan alamiah dalam kehidupan seorang perempuan. Menopause dapat diartikan sebagai penghentian siklus menstruasi akibat dari penuaan pada ovarium. Menopause biasanya terjadi pada rentang usia 45-52 tahun.

Beberapa tahun sebelum dan sesudah berhentinya menstruasi disebut pramenopause. Pada masa itu terjadi perubahan hormonal dan siklus haid tidak teratur serta mulai muncul gejala kekurangan hormon estrogen.

Penyakit jantung koroner sebenarnya bisa melanda semua orang mengingat gaya hidup dan pola makan yang buruk. Namun, kaum pria lebih besar kemungkinan terkena penyakit ini bahkan tidak ada batasan usia. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kebiasaan pria merokok. Selain itu, pria juga tidak memiliki hormon estrogen.

Sebelum memasuki usia pramenopause dan menopause, perempuan lebih sedikit yang terkena penyakit ini dibandingkan dengan pria. Tetapi ketika seorang perempuan sudah menginjak usia pramenopause dan menopause, perbandingannya menjadi sama.

Bahkan tidak hanya mereka yang memasuki usia lebih dari 40 tahun yang berisiko terkena penyakit ini. Mereka yang masih berusia sekitar 20-an tahun juga bisa terkena penyakit ini.

"Pasien saya yang terakhir berusia sekitar 26 tahun. Itu membuktikan bahwa pola makan dan gaya hidup tidak benar menyebabkan setiap orang berisiko terkena penyakit ini," ungkap Adnil. 

Pencegahan penyakit ini adalah dengan mengoreksi semua faktor risiko, seperti  gaya hidup dan pola makan tidak benar. Selain itu, juga adanya penyakit lain, seperti tekanan darah tinggi, tingginya kadar lemak (kolesterol), kencing manis, kegemukan, dan stres. 

Karena itu, diperlukan perbaikan pola makan, yaitu sedikit tetapi sering, berhenti makan sebelum kenyang, dan makan sebelum lapar.  

Dengan mengonsumsi sedikit makanan seseorang merasa perlu makan lagi dan itu bisa dilakukan setelah makan pertama. 

Ellenda Dilla/S-3
         

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar