Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Penderita Tuberkulosis di Indonesia Terbanyak

JAKARTA (Pos Kota) - Indonesia berada di peringkat ketiga negara dengan penderita TBC terbanyak di dunia. Presiden Jokowi sendiri menaruh perhatian terhadap kondisi tuberkulosis di Indonesia. Demikian disampaikan Arifin Panigoro dari delegasi Aksi Stop Tuberkulosis (TBC) Dunia, usai diterima Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/12). Delegasi ini dipimpin langsung Arifin Panigoro, selaku ketua Dewan Pembina Stop TBC Partnersip Indonesia dan Lucica Dititu selaku Direktur Eksekutif Stop TB Partnership.

Dampak Sering Beli Minuman Kekinian

MINUMAN kekinian kian marak di pasaran kuliner. Minuman yang hadir sejak tahun 2009 ini tren di kalangan milenial dan merajai pasar kuliner. Variasi yang ditawarkan mulai dari campuran susu, teh, kopi, keju, dan bahan lainnya seperti bola tapioka dan gula aren membuat minuman ini seakan tak bisa lepas dari kebutuhan harian. Tanpa disadari, rutin membeli minuman kekinian artinya kita turut membawa dampak buruk bagi bumi. Permasalahannya terletak pada sampah gelas atau sedotan plastik bekas yang akan berakhir menjadi limbah yang tidak dapat terurai.  

Manfaat Plastik bagi Dunia Medis

Gambar
PLASTIK mendapat reputasi buruk dikarenakan fakta lamanya terurai. Ini membuat masyarakat salah persepsi. Manusia menggunakan di dalam kehidupan sehari-hari dan tidak bisa lepas dari plastik itu sendiri. Dunia medis tidak mungkin dilakukan tanpa bahan plastik. Kantong darah intravena dan katup jantung terbuat dari plastik. Ini merupakan komponen kunci dari perangkat prostetik modern yang menawarkan fleksibilitas, kenyamanan, dan mobilitas besar. 

Kasus Terawan, IDI Tunda Pemecatan

Dokter Terawan lolos dari sanksi pemberhentian. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menangguhkan rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). IDI seperti terbelah karena MKEK tetap menganggap dokter Terawan melanggar etik.  Perhatian publik belakangan tertuju pada sosok DR. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad yang sempat terancam dipecat dari keanggotan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kepala Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto itu dianggap melakukan pelanggaran kode etik dalam dunia kedokteran, dengan menerapkan terapi Digital Substraction Angiogram (DSA) atau lebih dikenal dengan istilah brain wash.