Seks berisiko tinggi
Pertanyaan TR, Bandung,
Saya seorang pria berumur 37 tahun punya istri dan dua anak. Belum lama ini waktu ada urusan bisnis di Bali, saya berkenalan dengan seorang wanita Australia. Umurnya 30 tahun. Perkenalan di salah satu restoran itu membawa ke hubungan seks di hotel tempat saya menginap yang satu kompleks dengan restoran itu. Rencana lima hari di Bali akhirnya molor jadi sepuluh hari gara-gara enjoy dengan dia. Saya sangat menikmati hubungan seks dengan wanita itu.
Pertanyaan saya, apakah mungkin saya tertular penyakit AIDS seperti yang banyak diberitakan sekarang? Apakah banyak orang asing yang membawa penyakit AIDS ke Indonesia? Apakah saya harus periksa untuk mengetahui adanya penularan?
Jawaban Wimpie Pangkahila,
Banyak orang menyangka bahwa HIV/AIDS hanya ditularkan oleh orang asing, khususnya Barat. Anggapan ini jelas salah dan menyesatkan. Memang benar, pada awal penyebaran ke orang Indonesia, sumber penularannya dari orang asing. Alasannya karena HIV/AIDS pertama kali didapatkan di luar negeri. Lalu terjadi penularan ke orang kita, melalui hubungan seksual. Tetapi kini penularan tidak lagi melalui orang asing, tetapi antar kita sendiri. Dari kita ke kita sendiri.
Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui hubungan seksual, melalui penggunaan jarum suntik, melalui transfusi darah, dari ibu ke bayi yang dilahirkan, dan melalui luka. Pada saat ini penularan terbanyak terjadi melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik yang tercemar. Penularan melalui penggunaan jarum suntik yang bergantian banyak terjadi di kalangan pengguna narkotik suntikan.
Penularan melalui hubungan seksual terjadi kalau seseorang melakukan hubungan seksual dengan orang yang mengidap HIV/AIDS. Melalui luka lecet yang terjadi ketika melakukan hubungan seksual, virus AIDS masuk ke dalam darah dan menulari yang bersangkutan. Sebaliknya kalau hubungan seksual hanya dilakukan dengan orang yang sehat, tentu tidak akan terjadi penularan.
Masalahnya, kalau hubungan seksual dilakukan dengan seseorang yang tidak diketahui keadaan kesehatannya, khususnya apakah tidak mengidap virus AIDS. Dalam kaitan dengan hubungan seksual, untuk mengetahui apakah seseorang bebas HIV/AIDS atau tidak, tentu sangat tergantung pada perilaku seksualnya. Kalau perilaku seksualnya berisiko tinggi, maka patut diragukan tidak tertular HIV/AIDS. Beberapa perilaku seksual berisiko tinggi sebagai berikut. Pertama, hubungan seksual dengan PSK, baik wanita maupun pria. Kedua, hubungan seksual dengan banyak pasangan. Ketiga, hubungan seksual dengn satu orang tetapi mempunyai banyak pasangan. Keempat, hubungan seksual dengan orang yang tidak dikenal baik.
Hubungan seksual yang Anda lakukan dengan wanita Australia itu termasuk hubungan seksual berisiko tinggi, karena Anda tidak mengetahui apakah dia tidak tercemar HIV, dan bagaimana perilaku seksualnya. Jadi apakah mungkin Anda tertular HIV, maka jawaban saya "mungkin saja".
Kalau ternyata dia tidak sedang mengidap HIV, maka Anda tidak akan tertular. Tetapi kalau dia sedang mengidap HIV, maka Anda mungkin tertular. Jadi walaupun dia mengidap HIV, Anda tidak pasti tertular.
Berbeda dengan penularan melalui darah, misalnya melalui darah transfusi, yang hampir pasti terjadi. Saya pikir baik bila Anda memeriksakan darah untuk mengetahui apakah Anda telah tertular atau tidak. Tetapi mengingat ada periode di mana tubuh belum bereaksi terhadap virus yang masuk, maka diperlukan waktu tertentu untuk pemeriksaan darah. Setelah 3 bulan sejak hubungan seksual Anda lakukan, pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang dapat dipercaya.
Satu hal peting lain yang harus Anda perhatikan ialah andaikata Anda tertular, jangan sampai menulari istri Anda.