UDARA MEMBUNUH MANUSIA
Polusi udara mematikan. Kematian dini dari penyakit yang disebabkan oleh outdoor atmospheric pollution. Kematian di seluruh dunia 3.297 juta.
Penyebab: Energi perumahan (penghangat, memasak). Pertanian. Alamiah (debu). Pembangkit listrik. Industri. Pembakaran Biomassa. Lalu lintas darat. Ozon dan partikel halus (PM 2,5). Data selama 2010.
Tiongkok 1.357 juta tewas. Ukraina 51.000. Turki 32.000. Iran 26.000. Jepang 26.000. Indonesia 52.000. Jerman 34.000. AS 55.000. Rusia 67.000. Mesir 35.000. Nigeria 89.000. Vietnam 44.000. India 645.000 tewas. Pakistan 111.000. Bangladesh 92.000.
Polusi udara di Wilayah Indonesia
Dua tempat di Indonesia berada pada tingkat polusi udara tertinggi. Di lokasi tersebut terjadi kebakaran hutan, dan penggunaan kayu sebagai bahan bakar rumah tangga serta pabrik menghasilkan asap berbahya.
BELAKANGAN ini, Sumatera dan Kalimantan dilanda bencana asap yang tak kunjung mereda. Ternyata tak hanya Indonesia, negara lain pun mendapati ancaman di udara yang mampu membuat manusia menemui kematian lebih cepat.
Penyebab: Energi perumahan (penghangat, memasak). Pertanian. Alamiah (debu). Pembangkit listrik. Industri. Pembakaran Biomassa. Lalu lintas darat. Ozon dan partikel halus (PM 2,5). Data selama 2010.
Tiongkok 1.357 juta tewas. Ukraina 51.000. Turki 32.000. Iran 26.000. Jepang 26.000. Indonesia 52.000. Jerman 34.000. AS 55.000. Rusia 67.000. Mesir 35.000. Nigeria 89.000. Vietnam 44.000. India 645.000 tewas. Pakistan 111.000. Bangladesh 92.000.
Polusi udara di Wilayah Indonesia
Dua tempat di Indonesia berada pada tingkat polusi udara tertinggi. Di lokasi tersebut terjadi kebakaran hutan, dan penggunaan kayu sebagai bahan bakar rumah tangga serta pabrik menghasilkan asap berbahya.
BELAKANGAN ini, Sumatera dan Kalimantan dilanda bencana asap yang tak kunjung mereda. Ternyata tak hanya Indonesia, negara lain pun mendapati ancaman di udara yang mampu membuat manusia menemui kematian lebih cepat.
Banyak negara menghadapi kasus yang sama dengan sebab berbeda, asap dapur di India, asap kendaraan di Amerika, dan penggunaan pupuk di Rusia. Tak kurang dari 3,2 juta jiwa melayang akibat polusi udara.
Kebanyakan korban meninggal akibat stroke dan serangan jantung. Jumlahnya mencapai tiga perempat dari 3,3 juta jiwa. Kebanyakan penyakit tersebut muncul karena menghirup debu dan partikel tercemar yang bertebaran di udara dalam kurun waktu yang cukup lama.
Sebagian juga meninggal oleh gangguan pernapasan dan kanker paru-paru. Menurut studi yang terbit dalam jurnal Nature, pekan lalu.
Para ilmuwan di Jerman, Siprus, Arab Saudi, dan Harvard University meneliti polusi udara, termasuk korban dan penyebabnya.
Menurut salah seorang peneliti, Jos Lelieveld dari Institut Max Planck, Jerman. Polusi udara dari hasil proses pemanggangan dari api guna penghangatan di India dan Tiongkok menjadi ancaman tunggal sekaligus terbesar. Polusi itu mengakibatkan sepertiga dari seluruh kasus kematian akibat polusi luar ruangan.
Polusi udara membunuh lebih banyak daripada penyakit HIV dan malaria. Di Tiongkok, korban meninggal akibat polusi udara mencapai 1,4 juta per tahun, diikuti India dengan 645 ribu dan Pakistan dengan 110 ribu.
Amerika Serikat menempati peringkat tujuh dengan 54.905 kematian pada 2010 akibat asap kendaraan. Akibat pertanian mencapai 16.221 dan limbah pembangkit listrik batu bara 16.929 kematian.
Laporan dari Badan Kesehatan dunia (WHO) mengungkap jumlah kasus kematian akibat polusi luar ruangan mencapai 3,3 juta, sedangkan akibat polusi dalam ruangan sampai di angka 4,3 juta termasuk kematian di dalam rumah atau bangunan lain.
Diperkirakan, jika tidak diatur secara ketat, jumlah kematian akibat polusi luar ruangan akan dua kali lipat menjadi 6,6 juta pada 2050.
Debu gurun pembunuh
Cerita lain terungkap dari Rusia, Amerika Serikat bagian timur, dan Asia timur. Di wilayah tersebut, yang paling bertanggung jawab terhadap polusi udara lain ialah sektor pertanian. Sektor itu menyumbang partikel pencemar halus di bawah 2,5 mikron (sepersejuta meter), ukuran yang cukup mudah menembus paru-paru.
Amonia dilepaskan pupuk dan kotoran. Sulfat hasil pembangkit listrik tenaga batu bara. Nitrat dari asap knalpot kendaraan. Ketika ketiganya bergabung, hasilnya ialah partikel kecil yang mampu menjadi pembunuh yang dahysat. Yang lebih berbahaya, partikel itu mudah tersebar oleh angin.
Kombinasi mematikan dari dunia Barat', begitu tim peneliti menjulukinya.
Berdasarkan perhitungan mereka, polusi akibat knalpot mobil menyebabkan sekitar 5% dari kematian global, dan sekitar 20% kematian di Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.
Pengujian dilakukan tim dengan menggunakan permodelan komputer. Mereka hasil pengukuran kualitas udara, populasi, statistik kesehatan, dan risiko menghirup polusi.
Selain limbah pupuk dan asap knalpot, masih ada sumber polusi udara yang tak kalah mematikan, yakni debu padang pasir. Debu gurun bertanggung jawab atas setidaknya satu dari 10 kematian. (Dailymail/Zuq/L-1)
Sebagian juga meninggal oleh gangguan pernapasan dan kanker paru-paru. Menurut studi yang terbit dalam jurnal Nature, pekan lalu.
Para ilmuwan di Jerman, Siprus, Arab Saudi, dan Harvard University meneliti polusi udara, termasuk korban dan penyebabnya.
Menurut salah seorang peneliti, Jos Lelieveld dari Institut Max Planck, Jerman. Polusi udara dari hasil proses pemanggangan dari api guna penghangatan di India dan Tiongkok menjadi ancaman tunggal sekaligus terbesar. Polusi itu mengakibatkan sepertiga dari seluruh kasus kematian akibat polusi luar ruangan.
Polusi udara membunuh lebih banyak daripada penyakit HIV dan malaria. Di Tiongkok, korban meninggal akibat polusi udara mencapai 1,4 juta per tahun, diikuti India dengan 645 ribu dan Pakistan dengan 110 ribu.
Amerika Serikat menempati peringkat tujuh dengan 54.905 kematian pada 2010 akibat asap kendaraan. Akibat pertanian mencapai 16.221 dan limbah pembangkit listrik batu bara 16.929 kematian.
Laporan dari Badan Kesehatan dunia (WHO) mengungkap jumlah kasus kematian akibat polusi luar ruangan mencapai 3,3 juta, sedangkan akibat polusi dalam ruangan sampai di angka 4,3 juta termasuk kematian di dalam rumah atau bangunan lain.
Diperkirakan, jika tidak diatur secara ketat, jumlah kematian akibat polusi luar ruangan akan dua kali lipat menjadi 6,6 juta pada 2050.
Debu gurun pembunuh
Cerita lain terungkap dari Rusia, Amerika Serikat bagian timur, dan Asia timur. Di wilayah tersebut, yang paling bertanggung jawab terhadap polusi udara lain ialah sektor pertanian. Sektor itu menyumbang partikel pencemar halus di bawah 2,5 mikron (sepersejuta meter), ukuran yang cukup mudah menembus paru-paru.
Amonia dilepaskan pupuk dan kotoran. Sulfat hasil pembangkit listrik tenaga batu bara. Nitrat dari asap knalpot kendaraan. Ketika ketiganya bergabung, hasilnya ialah partikel kecil yang mampu menjadi pembunuh yang dahysat. Yang lebih berbahaya, partikel itu mudah tersebar oleh angin.
Kombinasi mematikan dari dunia Barat', begitu tim peneliti menjulukinya.
Berdasarkan perhitungan mereka, polusi akibat knalpot mobil menyebabkan sekitar 5% dari kematian global, dan sekitar 20% kematian di Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.
Pengujian dilakukan tim dengan menggunakan permodelan komputer. Mereka hasil pengukuran kualitas udara, populasi, statistik kesehatan, dan risiko menghirup polusi.
Selain limbah pupuk dan asap knalpot, masih ada sumber polusi udara yang tak kalah mematikan, yakni debu padang pasir. Debu gurun bertanggung jawab atas setidaknya satu dari 10 kematian. (Dailymail/Zuq/L-1)