DARI SUNTIKAN SAMPAI PEMBEDAHAN

Jika dengan penghindaran alergen dan pemberian obat antialergi tak memberikan perbaikan, pasien bisa menjalani imunoterapi atau desensitisasi yang berprinsip melawan penyebab alergi, dan bukan penghilang gejala. "Pengobatan dilakukan dengan memberikan suntikan berisi alergen dari dosis kecil hingga dosis toleransi," ujar Heru. 

Dosis toleransi adalah dosis yang diberikan bila penderita yang disuntik telah menunjukkan reaksi ringan. Dosis ini dijadikan patokan untuk pemeliharaan selanjutnya. "Suntikan ini diharapkan dapat membentuk zat anti (IgG) dalam pembuluh darah yang akan berkompetisi dengan zat anti yang menimbulkan alergi (IgG)," papar Heru.

Pembentukan daya tahan ini bisa memakan waktu 3 sampai 12 bulan bahkan lebih lama lagi, sampai penderita bebas dari gejala alergi. Suntikan diberikan setiap minggu. "Kalau kemudian ada respon, waktu suntik bisa diperpanjang lebih dari satu minggu sekali," lanjut Heru. Diakui Heru, tidak semua jenis alergen yang disuntikkan memberi respon yang baik. Namun banyak pula jenis alergen yang telah terbukti memberi hasil baik, semisal alergen bisa tawon dan rumput-rumputan.

Selain penghindaran alergen, pemberian obat-obatan, dan imunoterapi, ada lagi cara lain lagi untuk mengobati alergi yaitu dengan tindakan bedah. Tindakan bedah misalnya dilakukan pada kasus pilek alergi yang mengalami komplikasi seperti sinusitis atau polip hidung. Bagaimana dengan olahraga? "Di  masyarakat memang ada anggapan bahwa olahraga dapat menyembuhkan alergi. Sayangnya anggapan ini belum dapat dibuktikan dari sisi medis," tandas Heru. Nova, Yenti

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar