MENGATASI MASALAH KEWANITAAN DENGAN GURAH

Wanita memang rentan terhadap permasalahan kewanitaan. Dari permasalahan itu, yang paling sering adalah keputihan. Bila mengalami hal ini, tak perlu cemas. Ny. Silyasari, akan mengatasinya lewat gurah vagina. Bahkan, ia mampu membuat ibu-ibu kembali seperti perawan lagi.

Berbekal pengobatan yang diwariskan oleh nenekya, Ibu Lia, sapaan akrabnya, mampu mengobati segala macam keluhan wanita, kanker rahim, kista, miom, keputihan, pendarahan, sulit mempunyai keturunan dan turun peranakan adalah sebagian keluhan yang pernah ditanganinya. "Sejak remaja, saya sudah belajar mengobati orang dan meracik ramuan. Semua ilmu pengobatan itu saya dapat dari nenek. Alhamdulillah, ilmu tersebut ternyata sangat berguna bagi orang lain," katanya mengingat masa lalu.

Awalnya tertarik pada dunia pengobatan karena ibunya Ibu Lia merasa iba setiap kali melihat perempuan mengeluh tentang penyakitnya. Di situlah hatinya tergerak untuk terus menekuni pengobatan tradisional yang mengandalkan berbagai macam rempah-rempah, tanaman obat dan minyak oles. 

Sampai pada suatu hari seorang teman mengeluh tentang serangan keputihan yang sudah lama dideritanya. Temannya itu, selalu mengeluh gatal dan mengeluarkan bau tak sedap di sekitar vagina, setiap kali keputihan itu menyerang. temannyna sudah berusaha berobat ke dokter namun tak juga sembuh. Akhirnya Ibu Lia mencoba menolongnya dengan cara memberi ramuan hasil racikannya sendiri.

Setelah beberapa hari mengonsumsi ramuannya itu, keluhan temannya berangsur-angsur berkurang. Malah, belakangan ia merasa puas lantaran keputihannya tak kambuh lagi. Melihat keberhasilannya mengobati keputihan temannya, suaminya, DR Tubagus Agus Mulyana (39) yang juga berprofesi di bidang yang sama, mendukung penuh pengobatan yang digeluti Ibu Lia. Sejak itulah ibu empat anak itu akhirnya membuka praktek lima tahun lalu.

Seperti Perawan Lagi

Sebelum melakukan terapi,  Ibu Lia terlebih dulu mendengarkan keluhan yang diutarakan oleh pasiennya. Setelah itu, barulah ia melakukan terapi ke tahap selanjutnya, yaitu pemanasan pada sekitar perut dan menggunakan indikator. Sebelum melakukan pemanasan  sekitar perut pasien diolesi minyak hasil racikannya sendiri. "Pemanasan ini berguna untuk merangsang saraf-saraf rahim agar terbuka," ungkap Bu Lia. 

Hal ini penting dilakukan untuk mempermudah proses penguapan dari minyak yang terbuat dari 99 ramuan ini. Tak hanya itu, Ibu Lia juga melakukan pemijatan di sekitar mata kaki pasien. Pemijatan yang dilakukan dengan jari-jemari tangannya ini berguna untuk merangsang saraf-saraf vagina agar terbuka.

Bila semua kotoran atau bibit penyakit yang tcrcampur dalam lendir sudah keluar, maka vagina akan dicuci dengan air yang berasal dari pertemuan sembilan sungai yang sudah diberi ramuan.  Selanjutnya, dilakukan pengurasan. Terapi itu sendiri memakan waktu sekitar 30 menit.    

Setelah diterapi, pasien juga dibekali kapsul yang harus diminum sebanyak tiga kali dalam sehari selama seminggu. "Kapsul tersebut berguna untuk mengencangkan otot-otot rahim, vagina, wajah dan payudara. Lebih dari itu, kapsul yang terbuat dari 97 ramuan tersebut diyakini pula dapat menyempitkan saluran vagina sehingga saat berhubungan seks akan terasa seperti perawan lagi dan sifatnya permanen. Jadi nggak perlu operasi selaput dara. Dengan cara itu, Insya Allah para ibu akan merasa seperti perawan lagi," ujarnya.

Selama menjalani terapi, pasien dilarang berhubungan seks selama seminggu, tapi mereka tak berpantang dalam urusan makanan. "Semua makanan bisa dikonsumsi asal mereka tetap rutin mengonsumsi ramuan. Tak lupa, air ramuan untuk membersihkan vagina juga harus tetap dilakukan," urainya.

Obati Pendarahan

Di tahun 2000, Ibu Lia pernah menangani pasien yang mengalami pendarahan. Pasien tersebut sebelumnya telah berobat ke dokter, tapi tak ada perubahan. Darahnya terus keluar lewat organ intimnya. Saking banyaknya darah yang keluar, tubuh ibu tersebut lemas bahkan tak sanggup berjalan. Akhirnya didampingi suami dan keluarganya si ibu dibawa ke tempat praktek Ibu Lia. "Pertama kali melihat kondisinya saya sempat takut dan ragu. Tapi, berhubung dorongan saya untuk menolongnya begitu kuat, akhirnya saya tangani juga dia. Saya pasrahkan dan ikhlaskan semua hasilnya kepada Allah," ujarnya bijak.

Alhamdulillah, setelah tiga kali berobat selama tiga minggu pendarahan yang dialami ibu tersebut, akhirnya berhenti. Saking senangnya karena penyakitnya sudah sembuh, pasien itu membuat syukuran di tempat prakteknya. "Wah, kalau inget itu saya bahagia banget. Akhirnya ibu itu bisa sembuh. Pokoknya, benar-benar pengalaman yang mengesankan," ujarnya bangga.

Untuk sekedar menjaga kesehatan, Ibu Lia menganjurkan pasien untuk melakukan terapi sedikitnya dua minggu sekali. Biayanya berkisar antara Rp 250.000 - Rp 500.000. Variasi harga tersebut tergantung dari jenis penyakit dan seberapa parah keluhan yang dideritanya. 

Dengan rutin menjaga kesehatan lewat terapi ini, diharapkan kaum remaja, dewasa dan para ibu dapat terhindar dari segala penyakit. Tubuh akan terasa lebih segar, wajahnya bersinar. Tentu bagi para istri, akan bikin suami semakin betah di rumah.      

Teks/Foto: Ririn

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar

Mengapa Terlambat Tumbuh?