Hati-Hati Konsumsi Terong
Menambahkan terong dalam menu harian adalah ide sehat. Karena terong rendah kalori, tinggi serat dan kaya nutrisi. Namun bijaklah mengonsumsinya. Sebab si ungu ini juga punya efek kurang baik. Ini penjelasan Diet & Health Nutrition Consultant, Mariska Burhan, SE, AdvDip.
Jenis, warna, dan ukuran terong sangat beragam. Terong juga mudah didapat, murah dan gampang diolah. Meski termasuk sayuran murah, tapi nutrisi terong tak murahan.
Terong tinggi serat, rendah kalori, kaya zat besi, magnesium, kalium, asam folat dan sumber antioksidan. Terong juga mengandung senyawa polifenol, anthocyanin, fitonutrien, asam kloregenat, dan lutein.
Serat dalam terong membantu mengatur kadar gula darah dan mengontrol penyerapan glukosa. Selain itu juga membuat kenyang lebih lama. Sehingga bagus untuk diet.
Polifenol-nya membantu mengendalikan gula darah. Sedangkan anthocyanin berguna menjaga kesehatan jantung dan mampu menurunkan kadar trigliserida.
Anthocyanin juga membantu kerja hati menyaring sisa metabolisme. Sehingga hati lebih bersih dan kerjanya tidak ngoyo. Nah, duet polifenol dan anthocyanin, dapat mencegah penyebaran sel tumor.
Konsumsi terong secara teratur juga bisa mencegah penyakit kanker. Zat solasodine rhammosyl glycosides (SRGs) dalam terong terbukti efektif untuk melawan kanker.
Fitonutrien dalam terong juga melindungi membran sel otak dari kerusakan, serta mengurangi peradangan. Kehebatan lain terong, kandungan lutein-nya menjaga kesehatan mata serta mengurangi gangguan penglihatan.
Terong juga bikin mood naik. Dan memberi efek gembira seperti cokelat karena tinggi asam kloregenat. Asam ini juga mampu meningkatkan serotonin dan hormon testerogen.
Efek Samping
Meskipun profil nutrisi terong banyak, perhatikan jumlah konsumsinya. Anjuran sekali makan terong hanya sekitar 50-70 gram saja. Lebih dari itu efek kurang baik yang akan muncul. Apa efek buruknya:
1. Sebabkan Alergi. Terong dapat menyebabkan alergi pada beberapa orang karena tinggi protein. Gejalanya kesulitan bernapas, bengkak dan gatal-gatal.
2. Memicu Anemia. Nasunin dan fitokimia dalam terong akan mengikat zat besi dan mengeluarkannya dari sel. Bagi orang yang zat besi dalam tubuh tinggi tak masalah. Namun, bagi yang berkadar zat besi rendah, bisa berefek kekurangan zat besi dan memicu anemia.
3. Sebabkan Keracunan. Solanine adalah racun alami yang ditemukan dalam terong. Asupan terong yang berlebihan dapat menyebabkan muntah, mual, kantuk, dan diare.
4. Risiko Batu Ginjal. Terong mengandung oksalat yang dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Jika terlalu berlebihan, batu ginjal dapat menyebabkan cedera ginjal akut hingga gagal ginjal.
Makanan mengandung oksalat, tidak boleh dimakan oleh orang yang rentan terhadap batu ginjal. Jika tidak memiliki riwayat penyakit ginjal, Anda bisa mengonsumsinya tetapi dengan jumlah tidak berlebihan. @nik