Mianti, Pengguna TPK (Terapi Plasma Konvalesen) "Langsung Terasa Hasilnya"
Meski jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 sudah semakin berkurang, namun angka kematian akibat penyakit itu masih terus bergerak. Bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia.
Karena itu kita semua patut ikut bersyukur bila ada penderita Covid yang berhasil diselamatkan dari kematian, sembuh dan bisa kembali ke kehidupan asalnya.
Salah seorang penderita yang berhasil sembuh dan kembali bekerja tanpa kekurangan apa pun adalah Mianti. Warga Sidoarjo yang merasa sembuh karena Terapi Plasma Konvalesen (TPK).
Seperti diketahui, Terapi Plasma Konvalesen (TPK) adalah terapi penyembuhan Covid dengan menggunakan plasma darah yang diambil dari penderita Covid-19 yang usianya di bawah 58 tahun, tidak sedang haid atau hamil dan sudah benar-benar negatif Covid-nya. Dan dalam dirinya telah terbentuk antibodi yang tinggi terhadap virus SARS-CoV-2. Ini yang terpeting!
Bagaimana akuntan di sebuah perusahaan di Surabaya itu bisa mengenal TPK?
"Saya lihat videonya dr Monica tentang plasma konvalesen di medsos," cerita Mianti kepada wartawan Nyata di Surabaya Quroathul Aini.
Yang dimaksud dengan nama tersebut adalah Dr. dr. Theresia Monica Rahardjo, Sp.An, KIC., M.Si dari Bandung yang pernah bersurat kepada Presiden Jokowi untuk meminta agar pasien Covid di negeri ini diberi terapi plasma konvalesen.
Sebelum bersurat, dia lebih dulu melakukan penelitian dan uji coba ke tubuh manusia. Saat itu Doc Mo, begitu panggilan akrabnya hanya didampingi beberapa teman dokter dan peneliti. Kini jumlah peneliti TPK ini semakin banyak dan tersebar di seluruh Indonesia.
Ketersediaan plasma konvalesen memang belum banyak yang membutuhkan, meski di setiap kota sudah banyak mantan penderita Covid. Sebb ada syarat penting yang harus dipenuhi calon donornya. Yakni jumlah antibodi Covid-19nya harus cukup tinggi. Makin tinggi semakin baik efeknya kepada yang menerima.
"Untuk TPK ini, setiap donor bisa diambil beberapa kali selama empat bulan. Selama titer antibodinya masih tinggi, selama itu pula dia masih bisa jadi penolong bagi penderita Covid lainnya," jelas Doc Mo kepada Nyata yang ditemui secara terpisah.
Plasma Sidoarjo
Pengalaman pasangan dokter spesialis dan seorang dokter spesialis, semuanya bertugas di Malang," kami sudah tiga kali donor plasma konvalesen," kata mereka kepada Nyata secar terpisah. Kisah tentang mereka telah pula diturunkan media ini berapa bulan lalu.
"Karena di Surabaya sedang tidak ada PK yang cocok dengan golongan darah saya, maka suami saya mencari ke Sidoarjo," tutur Mianti.
"Sebenarnya saya dapatnya dari Malang. Kebetulan adik saya tinggal di Malang. Tetapi karena untuk membawanya ke Surabaya kesulitan dan kebetulan di Sidoarjo ada, ya suami saya ambil yang di Sidoarjo. lebih dekat," kenangnya.
"Terima kasih PMI Sidoarjo," kata ibu dua orang anak itu. Mulanya ibu dari dua anak ini tidak menyangka dirinya terjangkit Covid-19. Ka