Risiko di Balik Lezatnya Air Laut
ADA pepatah menyebut sayur tanpa garam. Artinya, keberadaan garam sebagai bahan penyedap masakan tidak dapat dinafikan.
Di pesisir timur Spanyol, banyak restoran yang menyajikan suguhan kuliner menggugah selera dengan bahan dasar makanan laut. Sebut saja Baeza Restaurant. Kendati memakai bahan pokok makanan yang sama, restoran tersebut berhasil menyuguhkan sajian berbeda, sepiring nasi panas dengan susunan udang segar di tengahnya.
Usut punya usut, sang koki restoran, Joaquin Baeza, mengungkapkan rahasia di balik kelezatan sajian itu. Selama memasak nasi, koki peraih penghargaan Chef of the Year di Spanyol pada 2014 itu mengaku tidak menambahkan garam sedikit pun. Dia justru memasak nasi menggunakan air laut yang telah diencerkan terlebih dahulu.
"Sebenarnya memasak dengan air laut merupakan tradisi yang sudah berabad-abad lamanya dipakai di desa-desa pesisir Spanyol. Cara ini sangat pas untuk mengolah seafood," tutur Joaquin seperti dilansir laman The Guardian, kemarin.
Baeza meyakini di masa depan, pnggunaan air laut akan menjadi kunci yang tepat dalam pengolahan makanan lantaran kemampuannya untuk meningkatkan cita rasa makanan.
Data yang diluncurkan salah satu supplier, Alicante Mediterrania, setidaknya dibutuhkan 60 ribu liter air laut tiap bulannya yang kemudian diolah. Air laut itu kebanyakan dialirkan dari pantai yang belum banyak terjamah tangan manusia. Seperti pantai utara Costa Brava.
"Berbicara kandungannya, air laut cenderung memiliki lebih banyak mineral ketimbang garam laut. Karena garam laut kan sudah melalui proses pemurnian yang berakibat menghilangnya sebagian kandungan mineral," tutur Direktur Pemasaran Alicante Meditteranian, Albert Fernandez.
Harga air laut siap pakai dibandrol 2.55 euro per liter atau setara Rp 48 ribu. Konsumen, kata dia, tidak bisa sembarangan menemukan produk tersebut.
Biasanya produsen menjualnya di supermarket yang segmentasinya untuk kelas menengah ke atas atau langsung ke restoran bahkan air laut dipatrikan sebagai la sal perfecta atau garam paling sempurna.
Di balik sensasi lezat yang ditawarkan penggunaan air laut dalam pengolahan makanan, ada kontroversial yang membayangi. Sejumlah pakar kesehatan mengungkapkan kandungan dalam air laut yang diduga berimplikasi negatif bagi tubuh. Sebagaimana disebutkan juru bicara CASH (Consensus Action on Salt and Health) Khatarine Jenner.
"Penelitian kami menunjukkan penggunaan air laut olahan sangat tidak baik karena dapat mengganggu kesehatan manusia lantaran bisa mengakibatkan konsumsi garam yang berlebihan," cetus Jenner.
Ahli gizi dari CASH Sonia Pombo dengan lugas tidak merekomendasikan air laut digunakan untuk memasak. Kuat dugaan, kandungan sodium di air laut yang terlalu tinggi bisa meningkatkan tekanan darah dan menyulut risiko terkena penyakit risiko terkena penyakit jantung dan stroke. (Tes/E-3)