Pentingnya Premarital Check-Up
Lakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah (premarital check-up) paling tidak enam bulan sebelum menikah.
Saat Anda memutuskan akan menikah, hal utama yang dipikirkan biasanya lebih ke soal persiapan pestanya, mulai dari gedung pernikahan, katering, baju pengantin, dan undangan. Tak banyak pasangan yang menempatkan pemeriksaan kesehatan sebagai hal penting yang harus dilakukan. Bisa jadi karena masing-masing sudah merasa sehat jadi tak membutuhkan pemeriksaan tersebut.
Atau, bisa jadi kesuksesan sebuah perhelatan lebih penting dibandingkan pemeriksaan kesehatan. Bisa juga ada yang menutupi penyakitnya dari pasangan dengan alasan malu atau khawatir pernikahan akan batal. Ketika akhirnya diketahui setelah pernikahan, bisa jadi menyisakan penyesalan atau pertengkaran.
Mengenal pasangan secara mendalam sangat penting, terutama memiliki informasi mengenai kondisi kesehatan serta pengaruhnya terhadap keluarga yang akan dibangun. Itu semua bisa ditelusuri melalui Pemeriksaan Kesehatan Pranikah (Premarital Check-Up).
Di sini kejujuran sangat dibutuhkan. Jangan menganggap sepele sebuah pemeriksaan karena dampaknya akan terasa di kemudian hari. Itu juga yang dilakukan pasangan Dandi dan Reta, mereka memilih cara aman untuk memeriksakan kesehatan sebelum melangkah ke pelaminan. Cara ini ditempuh dengan tujuan agar di antara mereka tidak saling menyalahkan ketika di kemudian hari baru diketahui salah satunya mengidap penyakit.
Deteksi Dini Menurut DR. Dr. Wiku Andonotopo, Sp.OG (K)., Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Sub-Spesialis Konsultan Fetomaternal di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Premarital Check-Up (PCU) adalah sekumpulan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai. "Terutama untuk mendeteksi adanya penyakit menular, menahun, atau penyakit genetika diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin."
PCU sangatlah penting karena dengan melakukannya berarti Anda dan pasangan dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah kesehatan. "Baik yang berhubungan dengan kesuburan, maupun kemungkinan timbulnya penyakit yang diturunkan secara genetik."
PCU disarankan dilakukan 6 bulan sebelum menikah. Pemeriksaan tersebut terdiri dari:
Hematologi rutin
Berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada jumlah sel darah pada kedua calon mempelai.
Tes urine rutin
Memeriksa ada tidaknya infeksi saluran kemih dan mengetahui kondisi ginjal.
Golongan darah
Untuk mengetahui golongan darah dan rhesus (+ atau -) kedua calon pengantin.
Gula darah puasa
Masing-masing pasangan sebelumnya dianjurkan berpuasa terlebih dulu. Tujuannya untuk mengamati kadar gula darah dalam tubuh. Biasanya sampel darah kedua pasangan akan diambil setelah berpuasa dan 2 jam setelah makan.
HBsAG (Hepatitis B Surface Antigen)
Untuk menunjukkan tanda-tanda terinfeksi oleh penyakit hepatitis B.
VDRL (Venereal Disease Research Laboratory)
Tujuannya untuk mengetahui penyakit yang berhubungan dengan kelamin, seperti sipilis atau gonorhoea.
Gambaran darah tepi
Untuk mengetahui bentuk sel darah kedua pasangan.
TORCH (Toxoplasma gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV)
Pemeriksaan ini menguji adanya infeksi penyakit yang bisa menyebabkan gangguan pada kesuburan pria maupun wanita. Tubuh yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan kelainan kongenital atau gangguan janin dalam kandungan.
Diagnosis fetomaternal dari hasil PCU menjadi salah satu dasar penentuan apakah kehamilan calon ibu memiliki risiko tinggi atau tidak. Siapa yang tak ingin hamil dalam kondisi sehat, aman, dan memiliki bayi yang sempurna. " Biasanya risiko kehamilan yang sering dialami para ibu antara lain ketuban pecah pada kehamilan muda, plasenta previa, preeklampsia, janin yang tidak berkembang, dan keguguran berulang."
Diagnosis fetomaternal yang jika dilakukan dengan baik dan teliti mampu mendeteksi bermacam-macam kelainan. "Mulai dari anomali janin (kelainan genetik, gangguan pembentukan organ), mendeteksi kemungkinan terjadi keguguran dan stillbirth (bayi lahir dalam keadaan meninggal), kelahiran prematur, serta skrining untuk kelainan kromoson."
Selain itu penting untuk menghindari adanya komplikasi. " Kalaupun sudah dketahui sejak dini, akan memudahkan bagi dokter untuk melakukan sebuah tindakan, ataupun untuk menentukan perkembangan karakter janin di masa depan atau fetal programming (Barker's Hypothesis)."
Apa yang dilakukan dan dirasakan oleh calon ibu akan sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. "Contohnya, kekurangan nutrisi yang dialami oleh calon ibu dapat menyebabkan bayi yang dikandungnya tumbuh dengan penyakit diabetes mellitus, kelainan jantung bawaan, dan lain-lain
Noverita K Waldan