Mata Cermin Tubuh Sehat


Mata bukan hanya sebagai jendela jiwa, tapi juga cermin kesehatan. Lewat salah satu bagian kecil pada mata dapat diketahui kondisi organ tubuh kita. 

Tak banyak orang tahu bila selaput pelangi atau iris mata juga dapat berubah sesuai dengan kondisi atau stamina tubuh secara keseluruhan. Namun ilmu yang memperhatikan bagian kecil pada mata (iris) - iridologi - ini sebetulnya sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu.

Adalah Dr. Ignatz von Peczelli seorang dokter medis asal Hungaria dan Rev. Nils Liljequist, seorang pendeta Swedia yang pada abad ke-19 mengamati perubahan gambaran iris mata seekor burung hantu yang mengalami cedera patah kaki.

Berdasarkan pengamatan mereka inilah kemudian dijadikan dasar metoda untuk mendiagnosa pasien yang menjalani pembedahan dan otopsi mayat untuk menentukan penyakitnya sebelum kematian. Dr Ignatz von Peczelli juga membuat peta iridologi pertama berdasarkan pengamatannya tadi.  

Lalu pada 1982 Bernard Jensen, D.C., Ph.D melakukan pengamatan pada 350 ribu pasien. Dari hasil pengamatannya itu lalu dibuatkan sebuah peta iridologi, yang merupakan pengembang diagnosa iridologi yang lebih akurat dari sebelumnya. Peta inilah yang hingga saat ini digunakan untuk menjelaskan deskripsi dari tanda-tanda gangguan pada organ yang dapat dibaca berdasarkan perubahan di bagian tertentu pada iris mata. 

Dokter Rini Damayanti Siregar, Dipl. CN, BA of Natural Healing, praktisi iridologi di RS Dustira Kesdam III Siliwangi, Cimahi Bandung, dan sekarang menjabat sebagai Konsultan Medik PT BAE Orbit Senusantara menjelaskan, ilmu memindai iris mata ini sangat berguna pula bagi para nutrisionis untuk menentukan jenis diet sesuai dengan gangguan organ yang mungkin dimiliki seseorang.

"Iridologi sangat berguna untuk mengevaluasi refleksi kondisi atau ekspresi jaringan maupun organ tubuh seseorang, yang mungkin diakibatkan oleh kelemahan bawaan, timbunan racun, integritas dan fungsi tubuhnya," terang Rini.

Diagnosa Penyakit

Satu pertanyaan besar yang mungkin muncul di benak Anda saat mulai mengetahui soal ilmu iridologi ini adalah, "Mengapa iris mata" Tentu aneh jika mengaitkan persoalan ginjal, usus besar, atau organ genital yang jauh dari posisi mata. Iris berupa sebuah selaput yang berada pada bagian depan mata, yang selama ini fungsinya dikenal untuk mengatur cahaya yang masuk ke kornea mata.

Namun ternyata, di luar fungsi utamanya sebagai salah satu bagian dari organ penglihatan, iris  mata juga memiliki 28 ribu serabut syaraf yang terhubung ke otak melalui syaraf optikus. Ribuan syaraf otonom ini ikut bereaksi ketika terjadi perubahan kondisi organ tubuh, dan akan tampak melalui pola serat dan warna yang ditampilkan.

Misalnya, pada bagian bawah iris mata kita ternyata dapat menggambarkan kondisi organ seperti ginjal dan vagina. Lalu, pada bagian tengah dalam mata, akan berkaitan dengan kelenjar thyroid, dan seterusnya. 

Jika pada area yang berkaitan dengan organ tadi terjadi perubahan warna maupun pola, bisa jadi ada kelainan pada organ itu. Misalnya, jika pada sekitar iris tampak bergerigi, bisa jadi menandakan adanya masalah tukak lambung. Atau, warna pucat di batas iris, dapat menandakan kondisi anemia ekstrim, dan seterusnya. Nah, dengan melakukan pemindaian atau pengamatan secara lebih akurat berdasarkan pendekatan iridologi ini, akan ditemukan beberapa diagnosa adanya gangguan fungsi organ-organ pada tubuh kita.

Manual & Komputerisasi

Untuk melakukan uji iridologi sebenarnya tidaklah rumit. Cukup mengamati dan membandingkan berdasarkan Peta Iridologi yang sudah ada. Apalagi, kini sudah ada alat pindai yang terkomputerisasi, kendati alat ini juga dibuat berdasarkan cara manual memindai iris mata.

Secara manual iridolog akan melakukan pemeriksaan dan menganalisa secara langsung mata pasien dengan mempergunakan lampu senter, dan bila perlu dengan bantuan kaca pembesar (loop). Pasien akan diminta duduk senyaman mungkin, kemudian perlu membelalakkan mata selama beberapa saat. Cara manual in tentu saja sangat memerlukan ketelitian dan kepiawaian ahli iridolog. Kecermatan penggambaran kondisi iris mata didapat dengan bantuan lampu senter.

Berbeda dengan pemeriksaan menggunakan komputer. Pemindaian iris yang terkomputerisasi memerlukan kerja beberapa perangkat keras dan lunak. Perangkat keras di antaranya kamera digital, komputer, monitor televisi, dan lampu. Juga memerlukan perangkat lunak berupa program peta iridolog yang menjadi panduan dalam mendiagnosa iris mata.  

Cara kerjanya cukup mudah. Pertama-tama pasien akan diminta duduk dan menaruh dagu pada sandaran di depan kamera sambil disorot lampu. Operator akan mengikuti pergerakan iris mata melalui layar monitor televisi. Kemudian iris mata diambil gambarnya.

Lalu gambar ini akan dibandingkan dengan data yang tersimpan di dalam komputer. Total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan iris mata ini secara keseluruhan lebih singkat dibandingkan cara manual. Hanya memakan waktu sekitar 10 menit.    

Masing-masing cara ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika dengan cara manual, kemampuan analisa dan peralatan yang digunakan relatif lebih murah. Namun, pasien akan sedikit tersiksa dengan membelalakkan mata beberapa saat. Sedangkan dengan bantuan teknologi, akurasi akan semakin tinggi, waktu relatif lebih singkat, mudah dilakukan, namun biayanya akan lebih mahal, mengingat modal untuk peralatan juga tak murah. 

Akurasi tinggi

Menurut Rini, diagnosa dengan menggunakan pendekatan iridologi ini memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi. Bisa mencapai 80 persen akurasi diagnosa terhadap gangguan atau kelainan di dalam tubuh. Kendati demikian, Rini menyarankan untuk melakukan pula pemeriksaan lain yang menunjang penegakkan diagnosa terhadap gangguan. Misalnya, melakukan cek laboratorium, rontgen, USG (ultrasonogafi), dan sebagainya.

Namun Rini mengingatkan, pada kondisi tertentu tes iridologi ini tak bisa dilakukan maupun menghasilkan diagnosa yang akurat. Seperti cedera mata yang menyebabkan kerusakan pada iris. Selebihnya dengan melakukan tes iridologi, bukan hanya gangguan organ saja yang dapat didiagnosa, tetapi juga dapat sekaligus memberikan informasi kesehatan sebelum timbulnya gangguan. Sehingga dapat dijadikan upaya preventif agar kesehatan tetap terjaga. Nah, jika Anda berminat melakukan check up kesehatan rutin dengan mencoba melakukan uji iridologi ini, Anda bisa mendatangi ahli iridolog untuk melakukannya. 

Laili Damayanti 

   

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar