Simfoni Hormon Kebahagiaan
Setiap individu pasti ingin hidup bahagia. Rasa bahagia sebenarnya sangat relatif dan subjektif karena dalam kondisi apa pun sesungguhnya kita bisa merasa bahagia. Secara medis, rasa bahagia ini juga bisa dijelaskan melalui produksi empat hormon berikut ini. Apa saja?
Salah satu kunci dasar agar senantiasa bersyukur adalah memiliki tubuh yang sehat dan keluarga yang jauh dari segala penyakit. Walau bukan berarti saat tertimpa penyakit menjadi tidak bisa bahagia, tapi akan lebih nikmat bila keluarga berada dalam kondisi sehat walafiat. Sepertinya setiap orang akan rela menukarkan apa pun yang dimiliki demi sebuah kesehatan diri dan keluarganya.
Sehat Itu Bahagia
Nah, menurut dr. Indra Muhtadi, trainer profesional dan konsultan kesehatan, tubuh dikatakan sehat bukan sekadar sehat fisik, tetapi sehat secara psikis juga. Keduanya, harus berada dalam suatu equlibrium (keseimbangan) untuk dapat dikatakan sehat. Pasalnya, bila salah satu keluar dari keseimbangannya maka akan berimbas pada yang lainnya. Lebih dari 70% kasus orang berobat ke dokter karena sakit dirasakan fisiknya, sebenarnya disebabkan masalah psikis atau yang disebut psikosomatis. "Jadi, masalah psikis berpengaruh sangat besar terhadap kesehatan fisik seseorang. Juga berpengaruh sangat besar terhadap terciptanya rasa bahagia," papar penulis buku Sehat untuk Hebat ini.
Bila seseorang merasa bahagia, niscaya semuanya akan terasa ringan dan mudah untuk dijalani. Pekerjaan di kantor, urusan di rumah, tugas-tugas studi, problematika dalam keluarga bersama pasangan dan anak-anak, bahkan interaksi sosial dalam keseharian bisa dijalani dengan enjoy saja.
Antara rasa bahagia dan kesehatan itu memiliki hubungan vice versa. Bila tidak bahagia, tubuh bisa sakit secara fisik dan psikis. Sebaliknya, bila tubuh sedang sakit, rasa bahagia bisa berkurang atau malah sirna sama skali. Sudah tentu bila rasa bahagia hilang, akan hilang semangat menjalani aktivitas sehari-hari. Atau malah akan hilang semangat untuk menjalani kehidupan itu sendiri. Kalau sudah begini bagaimana cara memperbaikinya?
Hormon Pengatur Bahagia
Tuhan yang Maha Kuasa menciptakan manusia dengan sangat sempurna. Demikian sempurnanya sampai diciptakan hormon-hormon dalam tubuh agar kita senantiasa merasa termotivasi dan bahagia.
Hormon-hormon tersebut adalah oksitosin, dopamin, endorphin dan serotonin. Keempat hormon ini bekerja dalam satu simfoni indah mengontrol rasa bahagia dan motivasi dalam hidup manusia.
Oksitosin: Cinta dan Emosi
Oksitosin termasuk hormon reproduksi yang membantu kontraksi saat persalinan normal dan membantu dalam proses produksi ASI. Tapi oksitosin juga berperan dalam menimbulkan rasa cinta dan emosi seseorang terutama pada perempuan dan pria. Rasa cinta identik dengan kebahagiaan, sehingga hormon yang menimbulkan rasa cinta bisa juga menciptakan rasa bahagia.
Dopamin: Motivasi dan Konsentrasi
Dopamin merupakan hormon di otak kita yang tidak pernah berhenti bekerja. Pada setiap antaran sinyal saraf di otak terdapat peran dopamin. Tanpa dopamin, otak takkan bisa berfungsi sama sekali. Efek dopamin akan berbeda-beda dan tergantung pada jalur saraf apa perjalanan sinyal tadi berlangsung. Yang paling menarik adalah pada jalur mesolimbik (mesolimbic pathways). Karena pada jalur ini efek dopamin memberikan motivasi dan konsentrasi untuk melakukan sesuatu, sehingga ia dikatakan sebagai hormon motivasi. Pada jalur ini juga efek dopamin membuat kita bisa jatuh cinta pada seseorang, serta alasan memiliki dorongan seksual.
Dopamin bisa membedakan manusia dengan hewan. Manusia bisa berpikir, membuat rencana, dan mengontrol dorongan keinginan. Homo sapiens (manusia) adalah spesies dengan dopamin terbanyak di otaknya. Berikut adalah cara memaksimalkan manfaat dopamin:
1. Senantiasalah merasa bergairah dalam kehidupan, termasuk terhadap hal-hal yang kecil. Rasa gairah akan memancing dopamin keluar dan membuat kita termotivasi dalam hidup.
2. Carilah hobi yang dapat membuat kita senantiasa bersemangat dalam melakukannya. Bila bersemangat dopamin akan hadir untuk membuat lebih berkonsentrasi.
3. Hindari stimulan, terutama yang bersifat adiktif seperti narkoba, alkohol dan rokok. Stimulan hanya akan menipu otak kita akan sensasi rasa senang dan sensasi rasa puas. Bahkan reseptor dopamin bisa menjadi rusak dan membuat tubuh membutuhkan dopamin lebih banyak hanya untuk sekadar merasa puas dan senang.
Endorfin: Antinyeri dan Rasa Senang:
Hormon yang paling penting dalam menciptakan rasa bahagia adalah endorfin yang bekerja sama dengan serotonin. Endorfin adalah antinyeri alami karena bekerja secara opiate. Setidaknya ada 2 jenis endorfin, yang terkuat adalah beta endorfin di mana efeknya lebih kuat daripada morfin tapi tanpa adanya kecanduan. Dengan rangsangan yang sama, level endorfin akan berbeda pada setiap orang, karena sensitivitas terhadap rangsangan untuk keluarnya endorfin berbeda-beda tergantung dari kebiasaan yang bersangkutan.
Selain memblok rasa nyeri, endorphin bertanggung jawab terhadap hadirnya perasaan senang dan berguna untuk memberikan batas rasa puas setelah mengalami sesuatu yang menyenangkan. Saat kita merasa puas, bahagia, atau senang, sebagai efek dari keluarnya endorfin, nafsu akan meningkat, pelepasan hormon seks, meningkatkan sistem imunitas tubuh, rasa nyeri berkurang tidur lebih nyenyak, berkurangnya stres, dan lain-lain.
Serotonin: Cegah Depresi
Kerja endorphin tidak bisa lepas dari serotonin yang memengaruhi sebagian besar bagian dan fungsi otak seperti nafsu makan, belajar, memori, mood, perilaku sosial, fungsi dan keinginan seksual, dan lainnya. Maka tanpa serotonin, efek endorphin tidak akan terasa. Bahkan tanpa serotonin seseorang akan sangat mudah terkena depresi.