Aborsi, Insiden atau Disengaja

Aborsi adalah gangguan pada kehamilan. Aborsi bisa terjadi karena 2 faktor, insidental atau disengaja. Aborsi sering terjadi karena insidental. Misal, akibat kecelakaan fisik ibu atau janin, atau keduanya. Aborsi disebut aborsi spontan, atau membedakannya dengan aborsi non-insidental. Aborsi disengaja sering disebut sebagai tindakan dramatis atau kejahatan aborsi. Sebutan ini sebenarnya cukup membingungkan, karena kejahatan aborsi lebih banyak dilakukan dengan spontan. Peristiwa ini sebaiknya disebut sebagai aborsi yang diinginkan.

Aborsi insidental mungkin secara alamiah ditolak. Sebagian diakibatkan produk yang cacat. Sperma atau sel telur yang tidak sempurna menghasilkan embrio yang tidak sempurna pula. Aborsi ini yang disesalkan oleh kedua orangtuanya, sebenarnya berkah dalam penderitaan. Bayi mereka sebenarnya disingkirkan karena kewaspadaan mekanisme pertahanan reproduktif. Semua embrio ini jelas seperti monster. Penyimpangan biologis menimpa mereka yang tidak siap menghadapi kehidupan duniawi. Pengujian teliti pada produk aborsi insidental memperlihatkan bangsa liliput yang menyeramkan. Yaitu ada bayi tanpa kepala atau berkepala dua. Ada kepalanya, tetapi tidak ada otaknya. Yang lainnya mempunyai otak, tetapi keluar dari tengkoraknya. Kehilangan bayi akibat kesalahan genetik ini sebenarnya tidak perlu disesali.  

Penyebab lainnya ditentukan dalam proses penempatan yang singkat saat sel telur yang sudah dibuahi bersatu dengan saluran uterus. Kadang-kadang terjadi kesalahan di saat-saat kritis ketika sistem sirkulator ibu tersambung untuk mensuplai darah bayi. Jika proses ini salah, cepat atau lambat kehamilan pasti menyimpang. 

Aborsi yang disengaja lebih umum terjadi daripada aborsi insidental. Aborsi yang disengaja dianggap suatu kejahatan. Ada juga aborsi terapis, yaitu aborsi yang dilakukan di rumah sakit oleh dokter. Mengakhiri kehamilan demi alasan kebaikan dan kesehatan ibu dan bayi. Aborsi ini disebut aborsi terapis. Prosedur ini tidak bisa dilihat langsung manfaatnya bagi kesehatan embrio yang diaborsi, tetapi cara ini harus tetap ditempuh. Jika dibandingkan, antara ketiga macam aborsi tersebut, maka aborsi terapis adalah yang paling tinggi tingkatnya. 

Dr. Susanto Suryaatmaja MS, Spesialis Andrologi , Kemandulan dan Seksual

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar