Jurus-jurus Mengusir Stres
NAGA YUDHISTIRA UNTUK PENYEMBUHAN
Tanpa makan obat, asma, stres dan flu bisa sembuh. Namun, cepat tidaknya penyembuhan tergantung pada bobot penyakit dan bobot latihan.
Majalah ini pernah memperkenalkan tentang pernapasan Naga Yudhistira dalam hubungannya dengan kesehatan seksual. Manfaat ilmu pernapasan ini ternyata sangat luas. Kali ini kami sajikan jurus-jurus penyembuhan untuk mereka yang menderita stres, flu maupun asma, menurut teori dan pengalaman pakarnya, Liem Jo Tin.
"Penyembuhan" tidaklah sama dengan "pengobatan". Penyembuhan tidak perlu minum obat, sedang pengobatan harus meminum obat. Karena itu, perlu bimbingan bertahap bagi orang yang ingin menyembuhkan penyakitnya melalui pernapasan. Khusus bagi penderita asma, stres, dan flu, beberapa pengertian dan teknik berikut perlu diperhatikan.
Apa yang disebut dengan pernapasan? Kegiatan pernapasan tiada lain menggerakkan tubuh untuk bernapas. Karena hidung, seluruh sel dan pori-pori ikut bekerja, maka latihan pernapasan sebaiknya dilakukan dengan pakaian minim. Tanpa busana malah lebih baik.
Hasil pernapaan ini disebut chi, yang merupakan: obat untuk penyakit, kekuatan untuk kesehatan, tenaga untuk tenaga dalam. Chi bermateri udara yang bercahaya. Ketika berlatih, chi akan keluar-masuk permukaan kulit dan mudah terbawa angin. Saat itu, sel-sel dan pori-pori dalam keadaan terbuka. Tubuh serasa bengkak. Kondisi tubuh seperti ini membuat badan mudah masuk angin. Karena itu, sebaiknya latihan dalam ruangan bersirkulasi baik. Tidak di tempat terbuka.
Khusus bagi mereka yang hidup pada iklim berudara basah seperti Indonesia, AC yang menciptakan udara kering merupakan salah satu sumber penyakit. Sebab, anatomi tubuh sudah disesuaikan dengan iklim di mana ia berada. Anatomi tubuh setiap orang yang masuk ruang AC akan selalu mengalami penyesuaian. Ini membuat sel-sel tubuh - stres. Bayangkan bila beberapa kali seseorang keluar-masuk ruang ber-AC. Berarti anatomi sel tubuhnya juga mengalami beberapa kali perubahan dalam satu hari. Ketegangan ini akan mempermudah masuknya penyakit kronis.
Bagaimanapun udara dingin dan kering tidak menunjang keluarnya keringat. Apalagi kegiatan pernapasan lebih banyak berlangsung secara lembut, bahkan ada yang harus dilakukan secara diam. Sedang keringat perlu untuk membawa kotoran, lemak serta penyakit dari tubuh. Karena itu, ruang ber-AC sama sekali tidak menunjang kegiatan pernapasan.
Chi adalah materi hasil pencernaan batin terhadap gizi, oksigen, dan listrik dari udara. Pencernaan ini saya sebut "pencernaan kedua". Sedang percernaan pertama dilakukan tubuh melalui maag (lambung) dan ginjal serta organ yang berhubungan dengan pencernaan. Pencernaan kedua ini setiap saat dilakukan paru-paru. Tapi hasilnya tidak sebaik bila latihan pernapasan.
Sedang "batin" merupakan tuan rumah dari tubuh. Atau "aku" yang asli dari tubuh. Tujuan terakhir dari kegiatan pernapasan adalah mencari "aku" yang asli untuk dibangkitkan dengan sempurna.
Apa dan bagaimana yang disebut "napas perut"? Pernapasan bagi manusia yang sudah dikuasai kesadaran otaknya terjadi melalui gerakan pompa paru-paru. Sedang napas bayi, yang masih dikuasai batinnya, dilakukan oleh gerakan pompa otot perut. Inilah yang disebut "napas perut", atau "napas bayi". Caranya ada dua macam: "napas kembung" dan "napas kempis". Disebut napas kembung, karena sewaktu menarik napas otot perutnya cenderung mengembung, pada waktu membuang napas otot perutnya mengempis. Sebaliknya disebut napas kempis.
Lalu apa yang disebut "napas keras"? Caranya bermacam-macam berdasarkan aliran pernapasan yang beragam pula. Ilmu pernapasan Naga Yudhistira menggunakan napas kempis. Caranya: gigi digigit keras-keras sembari membuka mata lebar-lebar. Secara bersamaan dubur ditutup sambil menarik napas panjang sehingga udara bergesekan dengan lorong hidung dan tenggorokan sehingga menimbulkan suara. Lalu napas dibuang melalui mulut dengan cara membuka mulut sehingga berbentnuk huruf "O". Saat yang sama, kecilkan otot tenggorokan agar udara bergesekan dengan tenggorokan agar udara bergesekan dengan tenggorokan sewaktu didorong keluar sehingga mengeluarkan suara"ho" yang sangat keras.
Ada pula yang disebut dengan "napas lembut"? Udara masuk dan keluar melalui hidung. Tarikan napas seperti pernapasan sehari-hari: ringan, lembut, dan tidak menimbulkan suara. Hanya jarak tarikan napas yang panjang. Ini bisa dilakukan dengan napas kembung atau napas kempis.
Kemudian, konsentrasi juga diperlukan. Konsentrasi tidak lain memusatkan perasaan kepada sesuatu. Ke perut atau ke dada, misalnya. Hal ini harus ditunjang dengan mengosongkan pikiran lebih dulu. Kalau pikiran melayang-layang, tentu tidak akan mantap untuk merasakan sesuatu.
Latihan juga tidak baik dilakukan dengan perut lapar atau kenyang. Bagi yang berbadan lemah, syarafnya tidak akan kuat untuk menghadapi chi yang sedang bangkit bila perut lapar. Akibatnya, bisa pusing, bahkan pingsan. Sedangkan latihan dengan perut kenyang akan mengganggu kerja lambung.
Sebenarnya, masih banyak cara, teknik, dan pengertian untuk sebuah ilmu pernapasan. Hanya, untuk penyembuhan asma, stres, dan flu cukup memahami hal di atas. Setelah dikuasai, baru kita latihan jurus demi jurus. Sebab, tidak akan ada faedahnya bila jurus pernapasan dilatih bukan dengan napas pernapasan. Apalagi dengan napas yang acak-acakan.
Di bawah ini ada tiga jurus penyembuhan dari ilmu pernapasan Naga Yudhistira. Walau hanya 5 menit berlatih, semua dengan perlindungan Tuhan. Berhubung jurus yang akan dilatih dalam posisi berdiri, maka cara berdoanya seperti ini: Berdiri dengan kaki rapat, telapak tangan diletakkan di samping paha menghadap belakang. Tempelkan ujung lidah di belakang gusi gigi atas (agar sirkulasi chi segera berjalan), kosongkan pikiran dan tenangkan tubuh. Tutup mata lalu tarik napas panjang. Setelah berdoa, teruskan dengan pernapasan biasa sembari bergerak untuk membentuk posisi persiapan.
Posisi Persiapan
Dari posisi di atas, angkat tumit kaki kiri sementara ujung jari masih menyentuh lantai. Terus diangkat secara perlahan-lahan sampai ujung jari terlepas dari lantai dan diletakkan dengan jarak sepundak dari kaki kanan, hingga sama beban kaki kiri dengan kanan. Kemudian angkat kedua tumit, secara bersama-sama didorong ke luar (ke arah kiri dan kanan). Sementara itu telapak tangan tetap menghadap ke belakang, lengan tetap lentur menjurus ke bawah. Berdiri dengan lurus dan lentur. Bukan tegak dan kaku. Dengan demikian bagian ulu hati sedikit cekung ke dalam, sementara bagian punggung sedikit bungkuk. Posisi kepala, dengan ukuran pandangan yang lurus, jatuh di lantai sejauh 7 meter.
Keterangan Teori
Secara bertahap pindahkan berat badan dari satu kaki ke kaki yang lain. Gerakan ini membuat tubuh menjadi tenang. Chi juga bergerak sesuai peralihan berat badan. Berdirilah dengan jarak tumit lebih lebar dari jarak jari kedua kaki untuk kelenturan persendian lutut yang dapat memancing chi lebih banyak datang dari lutut dan memperkuat lutut.
Telapak tangan menghadap ke belakang dengan lengan yang dilenturkan membuat chi mudah bangkit di bagian itu untuk menggerakkan sel-sel dan pori-pori pernapasan mulai dari lengan sampai ke seluruh tubuh. Telapak tangan segera terasa hangat atau kesemutan.
Berdiri dengan badan sedikit bungkuk bertujuan agar chi naik dari punggung, khasiatnya melalui jalur tumai (lihat gambar), dan akan turun dari depan yang dijembatani lidah yang ditempelkan di belakang gusi. Khususnya melalui jalur jenmai sampai di gudang chi, yaitu tanthian.
Sirkulasi chi akan bertolak dari tanthian ke bawah lewat kelamin sampai titik huiyin, dan berpisah ke kaki kiri-kanan. Lalu lewat telapak kaki naik dari tumit lewat kaki bagian belakang sampai bertemu lagi di titik huiyin dan menyusuri jalur tumai sampai pundak. Sebagian naik ke ubun-ubun, sebagian lagi ke lengan bagian luar sampai telapak tangan. Lewat lengan bagian dalam berkumpul kembali dengan chi yang datang dari kepala, terus ke arah tanthian, dan seterusnya. Sirkulasi chi ini disebut ceuthian. Orang yang punya sirkulasi ceuthian sempurna, maka kesehatan dan kekuatan badannya pasti prima.
Posisi kepala yang sedikit miring ke depan merupakan posisi yang paling ringan untuk beban leher. Bila pernapasan sudah jalan, ini menjamin bagian otot leher dan pundak tidak kaku. Juga menjamin kelancaran air liur dan sirkulasi chi agar tidak macet di bagian pundak tersebut.
Jurus Pertama
Dengan posisi persiapan, kedua telapak tangan dikepal. Lalu diletakkan di samping pinggang sambil menarik "napas keras" sampai udara memenuhi paru-paru. Bentuk kuda-kuda: lutut ditekuk seolah-olah pinggul menduduki kursi, badan lurus ke arah lantai. Sambil menahan napas, tinju diubah menjadi telapak tangan yang semua jarinya dirapatkan sembari meletakkannya di samping pundak. Telapaknya menghadap ke depan, jari tangan menghadap ke atas.
Dengan kuda-kuda yang baru dibentuk, buang "napas keras' sambil mendorong kedua telapak tangan ke samping sembari mempertahankan arah telapak dan jari tangan. Jurus ini diulang kurang lebih 30 kali dalam 10 menit. Berlatih lebih banyak dan lama akan lebih baik. Untuk segera menyembuhkan flu, justru ini harus diulangi lebih 90 kali.
Keterangan Teori
Mengepalkan tinju keras-keras membuat tubuh jadi tegang dan siaga. Tarikan "napas keras" berfungsi mengerahkan otot ke seluruh tubuh. Dengan kuda-kuda, tubuh akan mampu memikul suatu yang berat. Udara yang dipertahankan di paru-paru secara paksa membuat otot paru-paru perlahan-lahan menjadi lebih kekar. Saluran napas mampu bertahan menghadapi gangguan. Karena paru-paru penuh udara maka jantung akan terdesak. Keadaan ini membuat jantung jadi lebih kuat.
Sedang tangan yang diletakkan di samping pundak dengan lengan menekuk, menyiagakan chi jadi berpusat di seluruh lengan. Dengan dorongan lengan ke samping sambil membuang "napas keras", chi yang memenuhi lengan itu akan bekerja keras demi menunjang tenaga otot yang dibutuhkan. Gerakan Chi inilah yang merangsang dan mendobrak jalur-jalur chi yang terdapat di lengan. Di lengan manusia terdapat beberapa jalur chi yang semuanya berhubungan dengan masing-masing organ tubuh. Jalur chi paru-paru yang terdapat di lengan. Di lengan manusia terdapat beberapa jalur chi yang semuanya berhubungan dengan masing-masing organ tubuh. Jalur chi paru-paru, antara lain. Di sini banyak terdapat titik akupunktur yang semuanya berhubungan dengan penyembuhan penyakit asma, stres, dan flu.
Jurus Kedua
Pada pembuangan napas terakhir dari jurus pertama, semua tenaga otot yang dikerahkan di bagian lengan dilepaskan. Maksudnya, agar lengan dan tangan jadi lentur dan lembut. Dengan demikian otot badan pun ikut lentur.
Masih dengan posisi kuda-kuda, lengan yang telah terbuka itu dengan lembut digerakkan ke depan dada dengan bagian siku yang sedikit menekuk sambil menarik "napas lembut" sampai jarak antara telapak tangan kurang lebih 10 sentimeter. Lalu lengan dibuka sampai dada terbuka lebar-lebar sembari membuang napas, dan kedua telapak tangan tetap berhadapan.
Jurus ini harus diulang 80 kali dalam 20 menit. Semua gerakan dilakukan secara lembut. Napas lembut boleh dipilih "napas kembung atau kempes. bila gerakan dilakukan semakin tenang, semakin lembut, maka tarikan napas makin panjang. Hal ini berangsur-angsur terjadi dari peralihan jurus keras ke jurus lembut. Selama melakukan gerakan, konsentrasi dipusatkan pada kedua telapak tangan.
Keterangan Teori
Gerakan serta napas yang lembut membuat perhatian dan perasaan berpusat pada latihan. Ini membuat syaraf dan otot seluruh tubuh dapat beristirahat total. Seluruh chi yang dihasilkan "pencernaan kedua" ini dapat diserap. Selain untuk kebutuhan organ tubuh, sebagian lagi dismpan. Gerakan tangan yang membuka dan menutup membuat sel-sel dan pori-pori di seluruh tubuh ikut membuka dan menutup. Dan chi akan aktif bersirkulasi di seluruh tubuh.
Jurus Penutup
Pada bagian pembuangan napas terakhir jurus kedua, lengan diturunkan sampai di samping badan. Lalu tahan napas sejenak untuk mengerakkan telapak tangan ke depan badan dengan kemiringan 45 derajat. Dengan tarikan "napas keras", tangan diangkat setinggi pundak hingga siku jadi lurus. Lalu tahan napas, tekukkan lengan bawah hingga telapak tangan menghadap ke kening. Kemudian ubah hingga menghadap ke bumi dengan jari tangan saling berhadapan. Kedua tangan ditekan ke bawah sampai pusar sambil membuang "napas keras".
Sebagai penutup, "napas keras" dilakukan tiga kali sembari berkonsentrasi di bagian tanthian. Gerakan terakhir (yang keempat) sama. Hanya tidak dengan "napas keras". Melainkan dengan tarikan paru-paru dengan napas yang panjang dan segar. Pandangan mata perlahan-lahan beralih ke atas. Lalu kedua telapak tangan dirapatkan di depan dada sembari bersyukur kepada Tuhan. Sementara pembuangan napas yang panjang, yang santai, segar dan gembira terus berlangsung. Selesai.
Sebelum latihan, lebih dulu dilakukan pemanasan untuk melenturkan semua persendian. Habis latihan juga diadakan gerakan pemulihan untuk menormalkan pernapasan. Gerakan pemanasan dan pemulihan boleh sama. Caranya, boleh pilih sendiri, seperti halnya latihan olahraga lain.
Habis latihan, segera seka keringat dan ganti pakaian. Anda dilarang segera masuk ruang atau mobil ber-AC. Juga tidak diperkenankan minum dan mandi air dingin. Sebab, organ tubuh yang panas tidaklah baik disiram air dingin. Kalau terpaksa sekali, sebaiknya minum air panas yang bening. Mandi baru dianjurkan satu jam setelah latihan.
Untuk menyembuhkan penyakit asma perlu waktu 1-6 bulan, dengan latihan dua kali (pagi dan sore) sehari, atau malam selama setengah jam. Cepat atau lambatnya penyembuhan memang tergantung dari bobot penyakit dan bobot latihan.
Bila jurus-jurus di atas dilakukan untuk penyembuhan penyakit tenggorokan dan demam, cukup berlatih 60-100 menit. Bagi yang tidak kuat berlatih berturut-turut sampai 100 menit, latihan dapat dibagi menjadi 4-5 kali dengan tenggang waktu satu jam. Lama latihan 5-10 menit. Untuk menyembuhkan batuk, latihan cukup tiga kali sehari (masing-masing setengah jam) selama tiga hari. Sedang untuk menghilangkan sakit kepala karena stres, cukup berlatih setengah jam saja. Sementara untuk memulihkan kesegaran karena lelah bekerja, cukup berlatih 10 menit. Samasekali tanpa makan obat.
Adalah wajar bila di kemudian hari, ada juga penderita yang tidak sembuh. Sebab tidak semua penyakit yang sama dapat disembuhkan dengan cara yang sama, atau oleh dokter yang sama. Bagaimanapun, manusia hanya berusaha. Tuhan jua yang menentukan hasilnya.
Liem Jo Tin