Kenali Penyebab Alergi Mata

Mata memerah, hampir semua orang pernah mengalaminya. tapi, bagaimana jika kondisi tersebut disertai rasa gatal dan terjadi selama beberapa waktu tertentu atau bahkan setiap saat? Bisa jadi Anda mengalami alergi mata. Yuk, kenali jenisnya. 

Mata merah akibat iritasi atau peradangan, sering disebut dalam dunia kedokteran sebagai konjungtivitis atau peradangan pada selaput putih mata. Penyebabnya bisa beberapa faktor, antara lain infeksi, debu atau angin ketika mengendarai motor, gangguan pada kornea yang kronis misalnya katarak, dan kemungkinan, juga disebabkan oleh alergi.

FAKTOR GENETIK

Alergi merupakan suatu reaksi yang berlebihan dari sistem imun tubuh sebagai akibat adanya benda asing yang tidak dikenali secara baik oleh tubuh. Manifestasi dari alergi cukup banyak, dapat berupa gatal-gatal pada kulit, radang pada hidung yang menyebabkan sering flu dan bersin, termasuk juga pada mata.

Spesialis mata dr. Made Susiyanti SpM. dari Departemen Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, kasus alergi terjadi karena adanya hipersensitivitas. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya. Tetapi pada umumnya, kasus alergi memiliki hubungan dengan genetik.  

"Kalau orang tuanya punya riwayat alergi, maka kemungkinan besar si anak pun bisa terkena alergi juga. Ada bakat genetik. Alergi seperti itu disebut bakat atopik,  yaitu alergi yang diturunkan oleh salah satu atau kedua orangtua," ucap dr. Susi ketika ditemui di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tanda khas dari alergi mata ialah rasa gatal, kemerahan, dan terkadang berair. Untuk kasus alergi, tanda-tanda ini akan dialami oleh kedua mata Anda, sangat jarang yang terjadi hanya pada satu mata.

Penyebab alergi bisa bermacam-macam, antara  lain berasal dari debu, udara (dalam hal ini serbuk sari), makanan, obat (obat tetes misalnya), ataupun riasan. Beberapa penyebab lain bisa datang dari hewan peliharaan dan asap rokok.

INFEKSI VS ALERGI

Ketika mata seseorang menjadi merah, kadangkala ada yang berpendapat ini adalah infeksi mata. Nyatanya, infeksi dan alergi beda. Infeksi disebabkan oleh mikroba seperti virus, bakteri, jamur dan parasit. Baik infeksi dan alergi dapat membuat mata seseorang menjadi merah berair, tapi tidak gatal. Bedanya lagi, infeksi menular, sedangkan alergi tidak.

"Kalau alergi itu karena ada rangsangan dari zat-zat tertentu yang dianggap benda asing. Zat-zat ini beredar dalam tubuh. Kalau infeksi dari luar, mengenai mata lalu menimbulkan  infeksi. Biasanya yang terkena satu mata dulu. Meski dia menular, tapi tidak menular begitu saja. Nah, kalau seseorang terkena infeksi, mengucek mata, memegang gelas, dan gelasnya dipegang  orang lain, baru bisa tertular," jelas dokter yang juga praktek di Jakarta Eye Center ini.

Secara umum, jenis utama alergi dibedakan menjadi dua. Pertama Seasonal Allergic Conjunctivitis (SAC) atau konjungtivitis alergi musiman. Alergi jenis ini hanya akan terjadi pada musim-musim tertentu. Penderita SAC akan bereaksi terhadap alergen (pencetus alergi) musiman seperti rumput, atau serbuk sari. Tak hanya tanaman, cuaca pun akan berpengaruh pada alergi penderita. Tingkat keparahan alergi ini akan bervariasi tergantung pada musim dan berapa banyak waktu yang Anda habiskan di luar ruangan.

Jenis alergi lainnya, ialah Perennial Allergic Conjunctivitis (PAC). Merupakan alergi yang cenderung terjadi sepanjang tahun. Jika Anda menderita PAC, Anda bereaksi terhadap alergen  dalam ruangan seperti jamur, kecoa, tungau, debu, dan bulu hewan peliharaan. 

"Selain itu, ada juga jenis alergi yang sering menjangkiti anak-anak yang berusia 5-12 tahun. Ini dinamakan konjungtivitis vernalis. Mereka suka gatal di mata. Jika terkena debu atau matahari, suka merah," ungkap dr. Susi.

"Yang perlu diwaspadai ialah adanya giant pupil. Ini adalah manifestasi dari konjungtivitis mata yang sudah parah. Ada reaksi dari jaringan di konjungtivitis yang menimbulkan kemerahan yang lama-lama akan menimbulkan pembesaran. Kalau sudah seperti ini, bisa berbahaya karena sudah terkena kornea," dr. Susi melanjutkan.

Pengobatan alergi mata dilakukan secara bertahap. Intinya ialah menghindari penyebab alergi. Jadi, penting bagi Anda untuk melakukan pemeriksaan agar mengetahui jenis alergi. Jika tidak memungkinkan untuk menghindari penyebab alergi, misalnya debu (karena aktivitas setiap hari memungkinkan untuk terkena debu dan polusi), maka harus mengonsumsi obat-obatan, seperti antihistamin, vasokonstriktor, non-steroid anti inflamasi, dan mast cell stabilizer.

"Obat-obatan ini tidak terlalu berefek samping. Yang ada efeknya adalah obat-obatan level ketiga. Maksudnya adalah kalau seseorang tidak bereaksi menggunakan suatu obat, kadang-kadang kita kombinasi dengan obat level ketiga atau obat-obat yang mengandung steroid. Steroid bagus, bisa mengurangi merah dan radang, tapi ada efek samping. Kalau pakainya jangka panjang bisa menyebabkan katarak dan glaukoma. Jadi, kita lihat dulu kondisinya," tutur dr. Susi.

"Ya, alergi adalah reaksi berulang. Agak susah disembuhkan, karena tubuh memiliki bakat hipersensitivitas. Kalau pada anak-anak yang mengalami vernalis, alergi dapat berkurang pada umur 15 tahun. Alergi memang tidak menular, tapi kita harus siap untuk berobat lagi.

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar