Mendeteksi Dini Serangan Jantung


Dengan pemeriksaan calcium scoring, penyempitan pembuluh darah jantung bisa dideteksi lebih awal, sebelum terjadi serangan jantung. 

SERANGAN jantung merupakan penyakit yang dikenal sebagai penyebab kematian mendadak. Meksi serangannya terkesan datang tiba-tiba, sejatinya ada proses panjang yang mendahuluinya. Perubahan-perubahan dalam tubuh yang terjadi seiring proses itu juga dapat dideteksi. Dengan demikian serangan jantung bisa diantisipasi.

"Serangan jantung merupakan ujung dari penyakit jantung koroner, diawali dari penumpukan plak yang menyebabkan penyempitan hingga penyumbatan pembuluh darah arteri jantung," jelas dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah dari Bethsaida Hospitals, Tangerang, Raja Adil C. Siregar, dalam diskusi media yang diselenggarakan di RS tersebut, bulan lalu. 

Ia menjelaskan plak merupakan perpaduan dari sejumlah substansi, yang utama ialah lemak. Plak  tersebut terbentuk di dinding pembuluh darah, seperti kerak di pipa air. Makin lama makin tebal, membuat diameter pembuluh darah menyempit. 

Pada kondisi tertentu, misalnya saat aliran dan tekanan darah meningkat, ada bagian plak yang pecah karenanya. Secara otomatis, sistem di tubuh akan menutup 'luka' yang terjadi pada bagian plak yang pecah itu. Komponen-komponen darah yang bertugas menutup sebuah luka akan berkumpul di bagian plak yang pecah itu.

Namun, karena diameter pembuluh darah sudah sempit, gumpalan komponen penutup luka itu justru jadi penyumbat. Ketika ada pembuluh darah jantung yang tersumbat, jantung kekurangan pasokan darah. Padahal, otot-otot jantung perlu nutrisi dan oksigen yang dibawa darah.

Saat itulah gejala-gejala serangan jantung muncul, misalnya muncul nyeri dada. Pada kondisi demikian, upaya membuka sumbatan harus segera dilakukan untuk menghindari kefatalan.

"Serangan jantung memang memunculkan gejala-gejala yang mendorong orang untuk mencari pengobatan. Namun, tidak demikian dengan proses penyempitan pembuluh darah karena timbunan plak. Prosesnya bisa terus berlangsung tanpa disadari hingga tiba-tiba muncul serangan jantung. Karena itulah, penyakit jantung koroner ini dikenal sebagai silent killer," papar Raja.

Namun demikian, perkembangan teknologi kedokteran terkini memungkinkan untuk mendeteksi penyempitan pembuluh darah jantung itu, antara lain pemeriksaan calcium scoring. Pemeriksaan itu sebetulnya merupakan bagian dari pemeriksaan CT (Computed Tomography) scan jantung yang komplet. Pemeriksaan itu menilai jumlah angka (scoring) dari kalsium. 

"Mengapa menggunakan calcium scoring? Sebab, ketika plak terbentuk, komponen lemak dalam plak akan memicu kalsium dalam tubuh untuk bergabung di timbunan plak. Kalsium itu 'dipanggil' untuk memperkeras plak. Jadi, dengan calcium scoring, kita bisa menilai sumbatan dalam pembuluh darah. Makin tinggi angka kalsiumnya, makin banyak atau besar plaknya," terang Raja.   

Hasil calcium scoring, lanjutnya, akan menentukan tidak lanjut yang dibutuhkan. Bila hasilnya masuk di kategori sedang-signifikan, sebaiknya dilanjutkan dengan pemeriksaan kateterisasi jantung untuk mendapatkan diagnosis yang lebih jelas. Angka hasil calcium scoring saja tidak menentukan tingkat keparahan. "Harus dilihat juga bentuk plaknya dan lokasinya di pembuluh darah jantung sebelah mana."

Mudah dan murah

Raja menambahkan, pemeriksaan calcium scoring sangat bermanfaat sebagai sarana screening untuk mendeteksi dini penyempitan atau sumbatan pembuluh darah jantung.

"Jika dibandingkan dengan CT scan jantung komplet, calcium scoring lebih mudah dijalani dan biaya lebih murah, hanya sekitar sepertiganya, kata Raja.

Dikatakan lebih mudah  karena pemeriksaannya tidak memerlukan infus zat kontrak sehingga tidak perlu didahului pemeriksaan fungsi ginjal dan puasa. Selain itu, meski sama-sama menggunakan alat CT scan, paparan radiasinya lebih sedikit karena pemeriksaannya lebih singkat.

Jika dibandingkan dengan metode screening kesehatan jantung lainnya, seperti rekam jantung (electro  kardio gram/EKG) dan tread mill test, menurut Raja, calcium scoring juga lebih efektif. Pemeriksaannya langsung mengarah ke anatomi pembuluh darah jantung. "Kalau EKG dan tes tread mill memeriksa fungsi jantung secara tidak langsung."

Pemeriksaan calcium scoring  sangat dianjurkan dilakukan oleh mereka yang berisiko serangan jantung (lihat grafik).

"Dengan calcium scoring, kita bisa menilai kondisi pembuluh darah koroner untuk mengantisipasi datangnya serangan jantung," pungkas Raja. (H-1)

eni@mediaindonesia.com  

Kelebihan Calcium Scoring:

- Efektif (langsung ke anatomi koroner). - Hasil cukup informatif. - Tidak melukai pasien (non-invasif). - Tidak melelahkan pasien. - Pemeriksaan cepat, hasil cepat. - Relatif murah. - Tidak menggunakan zat kontras. - Tidak banyak radiasi. - Tidak perlu didahului cek laboratorium fungsi ginjal. - Tidak perlu didahului puasa.  

Calcium Scoring

Merupakan pemeriksaan untuk menilai ada atau tidaknya penyempitan/sumbatan dalam pembuluh darah jantung dengan menggunakan alat CT scan.

Klasifikasi

Calcium  Score      Keterangan

0                                     Normal

1-10                           Sangat ringan

11-100                            Ringan

101-400                          Sedang

>401                               Berat

Tindak lanjut

Jika hasil Ca Score Normal, artinya belum ada penyumbatan.

- Disarankan untuk kontrol  faktor risiko dan evaluasi Ca Score 1-2 tahun lagi.

Jika hasil Ca Score Ringan, berarti sudah ada penyumbatan ringan.

- Disarankan untuk diobati (obat yang memperlambat penambahan), kontrol faktor risiko, dan evaluasi Ca Score 1 tahun lagi.

Jika hasil Ca Score Sedang-Berat, apalagi ditambah adanya gejala spesifik, ada bukti stres test (+), atau ada faktor risiko berat.

- Disarankan dilanjutkan dengan kateterisasi diagnostik.

Dianjurkan bagi

- Wanita berusia 55 tahun atau lebih, atau sudah menopause.

- Pria berusia 40 tahun atau lebih.

- Memiliki riwayat penyakit jantung.

- Memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, atau diabetes.

- Perokok.

- Kurang aktivitas fisik atau kelebihan berat badan. (Sumber Bethsaida Hospitals)  

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar