Mengenal Manfaat Obat Jamur
Kulit menjadi sakit karena bermacam sebab. Berdasar penyebabnya, penyakit kulit dibagi menjadi penyakit infeksi dan noninfeksi. Penyakit kulit akibat alergi termasuk dalam kelompok noninfeksi. Sementara yang tergolong infeksi adalah penyakit kulit akibat bakteri, virus, jamur dan parasit.
Jika Anda beraggapan bahwa jamur akan menyerang seluruh permukaan kulit, kini saatnyalah merevisi anggapan tersebut, sebab, jamur hanya menyerang lapisan kulit yang mengandung keratin. Disana, jamur-jamur ini akan memanfaatkan keratin tersebut sebagai sumber makanan. Jadi, tidak ada jaringan hidup yang diserang oleh jamur. Namun, hasil metabolisme jamur bisa menimbulkan reaksi alergi pada kulit. Reaksi alergi tersebut bisa menyebabkan gatal dan jika digaruk dapat menimbulkan luka. Nah, luka ini akan terinfeksi kuman-kuman yang berada di sekitar kulit sehingga menimbulkan peradangan dan bisul atau gejala lainnya.
Menurut penelitian, eksim (dermatitis) dan infeksi jamur merupakan penyakit kulit yang jumlahnya banyak terjadi di Indonesia. Jenis jamur yang paling banyak adalah panu dan kurap atau kadas serta kutu air. Apalagi pada musim hujan, jika kita tidak memperhatikan kebersihan kulit termasuk kulit kaki, tentu penyakit ini akan tumbuh subur.
Di daerah lembap seperti Indonesia, jamur bisa berasal dari mana-mana. Kulit mereka yang jarang mandi, misalnya menjadi media subur perkembangbiakan jamur. Demikian juga dengan mereka yang jarang mengganti pakaian.
Ragam Obat
Ada banyak preparat pembasmi jamur yang beredar di pasaran. Sediaannya pun bermacam-macam, ada yang diminum (berbentuk tablet dan kapsul) juga ada kelompok topikal yakni obat luar yang biasanya berbentuk krim, sabun cair, tetes dan shampo.
Menurut Dr. Armen Muchtar, Sp.FK obat topikal kerja langsung pada target organ, sedangkan sediaan dalam bentuk tablet harus diberikan jika penyakit tersebut sudah menyebar atau tak terlokalisir lagi. "Penyakit ini sudah ada di beberapa tempat, semisal di kaki dan pinggang atau secara klinis sudah menjalar masuk ke dalam kulit maka penanganannya adalah dengan menghajarnya dari dalam juga atau dengan sistem sistemik," tambah Armen.
"Penggunaan preparat topikal biasanya minimal digunakan selama dua minggu. Memang ada beberapa preparat yang mampu menghajar jamur dalam waktu satu minggu seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh lamisil dalam menghajar panu/tinea vesicolor, tetapi saya tetap menyarankan pemakaian selam dua minggu agar jamur pengganggu tersebut benar-benar diberantas," tambah Armen.
Infeksi Jamur
Serangan jamur terbagi dalam aktivitas yang masih terlokalisir (masih bisa dilihat dengan mata telanjang), belum menyebar banyak, atau belum tembus ke dalam kulit serta jamur yang sudah menembus kulit. Sementara, infeksi yang disebabkan jamur atau dermatofitosis banyak macamnya. Misalnya, tinea capitis menyerang kepala, tinea pedis menyerang kaki, tinea corporis menyerang batang tubuh, tinea cruris menyerang lipat paha dana tinea vesicolor atau panu.
Untuk mengatasi gangguan kulit akibat jamur penderita sebaiknya menggunakan obat salep yang memiliki spektrum membunuh jamur secara luas (broad spektrum). Golongan azole adalah yang paling luas spektrumnya, salah satu merk yang cukup dikenal masyarakat yaitu: Canesten dan Daktarin.
Tetapi, Armen lebih memilih obat yang spesifik terhadap jamur tertentu daripada menggunakan salep broad spektrum. Misalnya, pada kasus jamur candida yang biasanya menyerang daerah selangkangan dan pada wanita merupakan salah satu penyebab keputihan, maka pemberian obat golongan nystatin merupakan pilihan utama. "Untuk apa memakai yang broad spektrum, kalau sudah ketahuan jenis jamurnya," cetus Armen.
Pada kasus tinea capitis (jamur yang menyerang kepala) penggunaan shampo merupakan salah satu pilihan pengobatan. Hal yang harus diperhatikan, shampo ini hanya digunakan sekali dalam sehari, sedang lama pemakaiannya selama 5 hari. Armen menambahkan, sebaiknya rambut penderita dicukur dulu sehingga kelembapan yang menjadi penyebab timbulnya jamur bisa diatasi.
Bagaimana perbandingan obat jamur ini dengan kalpanax? Menurut Armen, kalpanax adalah obat jamur yang berisi salisilat, dengan mekanisme kerja mematikan sel-sel kulit yang ditumbuhi jamur. Ketika sel kulit tersebut mati, yang notabene merupakan tempat tumbuh jamur, maka diharapkan jamurnya pun mati.
Sedang pada golongan obat, seperti azole, ia bekerja langsung pada jamur. Dengan begitu tidak mengganggu kulit secara langsung. Obat kelompok azole ini menghambat biosintesa jamur sehingga dinding sel jamur menjadi rapuh dan menyebabkan jamur mati.
Charles Tambunan