Patah Hati, Dapat Menyebabkan Risiko Serangan Jantung

Kematian dari pasangan hidup dapat memicu denyut jantung yang tidak teratur, dan ini bisa mengancam nyawa, kata sebuah riset tentang risiko kematian karena patah hati.

Sekumpulan data dari hampir satu juta orang Denmark menunjukkan peningkatan risiko akan denyut jantung yang tidak teratur. Kelompok yang mengalami bahaya terbesar adalah mereka yang berusia di bawah 60 tahun, yang pasangan hidupnya meninggal mendadak.

Risiko tertinggi terjadi pada 8-14 hari setelah kematian, dan setelah itu menurun secara bertahap. Pada satu tahun setelah kematian, risikonya hampir sama dengan populasi yang tidak mengalami kedukaan.

Banyak riset yang telah berfokus untuk menjelaskan fenomena orang-orang yang meninggal tidak lama setelah kematian pasangan hidup mereka. Beberapa kajian telah menunjukkan bahwa pasangan yang berduka memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kematian - terutama karena penyakit jantung dan stroke, tapi mekanismenya belum jelas.

Kajian yang terbaru secara khusus menelaah apakah pasangan yang berduka lebih mungkin untuk mengalami fibrilasi atrial, jenis ketidakteraturan denyut  jantung yang paling umum dan merupakan faktor risiko bagi stroke dan gagal jantung.

Risiko mengalami denyut jantung yang tidak teratur untuk pertama kalinya adalah 41 persen lebih tinggi pada mereka yang sedang berduka dibandingkan mereka yang tidak mengalami kehilangan seperti itu.

Orang-orang yang lebih belia, mereka yang berusia di bawah 60 tahun, memiliki kemungkinan yang dua kali lebih besar untuk mengalami masalah ini, dan mereka yang pasangan hidupnya relatif sehat dalam satu bulan sebelum kematiannya, artinya meninggal mendadak, memiliki risiko 57 persen lebih besar.

Kehilangan pasangan hidup dianggap salah satu peristiwa hidup yang paling menekan. Ini bisa menjurus ke gejala-gejala penyakit mental, seperti depresi, dan bisa membuat orang kekurangan tidur dan selera makan, terlalu banyak  minum alkohol dan berhenti berolahraga - semuanya berisiko bagi kesehatan.        

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar