Salah Diet
Pertanyaan Ny Asih - Jakarta: Yth dokter Dadang, Dokter, saya ibu dua orang anak masing-masing 3,5 tahun dan 11 bulan. Saat ini berat badan saya 58 kg dan tinggi 157 cm.
Beberapa bulan setelah melahirkan, saya berusaha mengurangi berat badan dengan mengurangi asupan makanan dan berolahraga. Pada September tahun lalu saya mulai diet dengan tidak makan nasi, dan hanya makan sayuran dan lauk, itupun tidak digoreng.
Untuk olahraga, saya mengikuti senam aerobik seminggu dua kali. Hasilnya pun memang kelihatan, saat ini berat badan saya sudah turun sekitar 10 kg dari 68 kg sebelumnya.
Hanya saja, beberapa hari ini jantung saya sering berdetak keras dan deg-degan. Badan saya kadang-kadang panas dingin dan ketika saya pergi ke rumah sakit, saya dinyatakan mengalami hipoglikemia.
Memang selama ini saya harus konsultasi ke dokter jantung karena ada masalah, tetapi selama diet saya tidak pernah ke dokter jantung. Ketika saya tanya, dokter jantung saya bilang itu tidak ada kaitan dengan diet saya.
Saat ini saya menghentikan diet dan olahraga. Apakah kondisi itu merupakan dampak dari diet yang saya lakukan? Saya tidak ingin berat badan saya naik lagi. Apa yang harus saya lakukan?
Jawaban dr. Dadang Arief Primana: Yang terhormat Ny Asih, Anda dengan berat badan 58 kg dan tinggi badan 157 cm mempunyai BMI 23,5 termasuk kategori normal. Anda hanya boleh menurunkan berat badan BMI 22 yaitu 55 kg saja.
Anda telah melakukan diet tidak benar untuk mengurangi berat badan setelah melahirkan. Diet yang benar untuk mengurangi berat badan yaitu mengonsumsi makanan alamiah gizi seimbang, beragam dan bervariasi, kemudian dibuat keseimbangan energi negatif.
Gizi seimbang artinya asupan makanan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh sehari-hari. Gizi seimbang akan memenuhi kebutuhan energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat secara proporsional untuk aktivitas tubuh.
Makanan beragam dan bervariasi artinya makanan yang dikonsumsi terdiri atas makanan pokok (misalnya nasi, kentang), lauk pauk hewani, lauk pauk nabati, sayuran, buah-buahan dan susu. Makanan beragam dan bervariasi mengandung semua zat yang dibutuhkan tubuh sehingga tubuh tidak kekurangan zat gizi tertentu.
Anda tidak makan nasi, dan hanya makan sayuran dan lauk, itu pun tidak digoreng maka Anda tidak mengonsumsi makanan alamiah gizi seimbang, beragam dan bervariasi. Anda pasti akan kekurangan zat gizi tertentu, terutama karbohidrat kompleks.
Nasi banyak mengandung karbohidrat kompleks. Apabila nasi dikonsumsi dalam jumlah tertentu sangat bermanfaat untuk mempertahankan kadar gula (glukosa) darah normal.
Anda mengalami hipoglikemia artinya kadar glukosa darah di bawah normal. Kadar normal glukosa darah sewaktu yaitu kadar glukosa darah tidak puasa dan bukan 2 jam setelah makan sekitar 70-120 mg/dl. Tubuh akan selalu mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas-batas normal yaitu tidak boleh hipoglikemia dan hiperglikemia.
Hipoglikemia akan menyebabkan sel otak dan sel-sel lainnya seperti sel saraf, sel darah merah dan beberapa sel di ginjal kurang mendapat pasokan glukosa. Sel-sel jaringan tersebut hanya mendapatkan energi dari glukosa. Sel otak tidak bisa mengubah protein dan lemak menjadi energi untuk aktivitasnya.
Sel otak yang kekurangan glukosa akibat hipoglikemia dalam jangka waktu tertentu akan mengalami degenerasi sel. Akibatnya fungsi sel otak menjadi berkurang dan bahkan bisa mengakibatkan pingsan.
Hipoglikemia juga bisa menyebabkan cadangan glikogen dalam hati berkurang. Hati yang mengalami penurunan glikogen akan menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat.
Hipoglikemia selain karena asupan karbohidrat yang kurang, bisa terjadi karena banyak faktor. Gangguan keseimbangan hormon pengatur glukosa darah menjadi penyebab penting terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia juga bisa terjadi karena olahraga berat yang berlebihan.
Anda tidak ingin berat badan naik lagi. Apa yang harus Anda lakukan? Jawabannya adalah Anda harus melakukan behaviour modification terhadap makanan, diet gizi seimbang beragam dan bervariasi serta exercise yang sesuai dengan kondisi tubuh seperti telah saya bahas beberapa kali dalam rubrik ini.