Tetap Bugar di Usia Senja
"Nenek , jangan sakit ya. Kata Mama, kalau nenek sehat nanti bisa temani Ade ke toko buku lagi," ujar Ade ketika menjenguk neneknya di rumah sakit.
MENDENGAR celotehan cucu kesayangannya itu, sang nenek hanya bisa tersenyum. Rasa sakit yang mendera di sekujur persendian tubuh, menahannya untuk bisa bercakap-cakap. Sejak kemarin malam, kondisi nenek Ade semakin memburuk. Rupanya, pola makan yang tidak sehat dan kebiasaan melupakan jadwal berolahraga membuatnya tidak berdaya saat itu.
Tidak jauh dari kamar tersebut, Rani terlihat tengah bersedih menunggu proses operasi jantung sang ayah. Rani terpaksa menunggui ayahnya sendirian karena ibunya masih tergolek lemah di rumah sakit digerogoti penyakit kencing manis.
"Ayah tidak bisa meninggalkan kebiasaan merokok dan malas berolahraga. Padahal, dokter sudah memperingatkan jantungnya yang semakin lemah," kata Rani dengan lemah.
Memang memasuki usia senja bukanlah mimpi indah. Gencarnya produk perawatan kecantikan dan anti penuaan merupakan salah satu indikasi bahwa ketuaan adalah hal yang berusaha dihindari. Perjalanan kehidupan manusia di dunia harus melalui beberapa fase, mulai dari masa kanak-kanak, dewasa, tua dan akhirnya meninggal dunia.
Dokter Lanny Lestiani, Msc SpGK dari Departeman Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, proses penuaan ialah proses alami yang pasti akan terjadi pada setiap makhluk.
"Proses penuaan itu ialah proses yang jalannya pasti, meskipun tidak kita sadari dan prosesnya tidak akan berhenti," ujar Lanny.
Tidak dapat dihindari dengan meningkatnya usia maka fungsi fisiologis akan menurun, seperti berkurangnya nafsu makan karena penurunan fungsi organ pencernaan termasuk gigi. Kemudian, ditambah dengan penurunan indera pengecap dan daya penciuman serta pengosongan lambung yang lebih lambat. Namun penurunan fisiologis itu bukan penyakit." tegas wanita berusia 60 tahun yang masih terlihat cantik itu.
Lanny memaparkan, gizi memegang peranan penting pencegahan dan pengendalian penyakit di usia lanjut. Mengingat penyakit-penyakit yang sering diderita oleh golongan usia lanjut seperti penyakit degeneratif seperti radang sendi, tekanan darah tinggi, jantung koroner, kencing manis dan stroke.
Pola makan
Oleh karena itu, orang usia lanjut perlu memperhatikan asupan makanan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan. Dari seluruh kebutuhan gizi, Lanny menganjurkan dilakukannya pengurangan asupan kalori sekitar 30 % dari kebutuhan gizi orang dewasa setiap harinya, untuk membantu menunda proses penuaan yang datang terlalu dini. "Pengurangan kalori ini bisa dilakukan orang-orang yang memasuki usia 35-40 tahun," kata dia.
Untuk pola makan yang sehat bagi usia lanjut, jelas Lanny, terdiri dari komposisi 50% karbohidrat, 20% protein dan sisanya 30% berupa asupan vitamin dan mineral. Zat yang didapat dari mikronutrien ini diperlukan sebagai zat pengatur dalam tubuh.
Hal tersebut diamini dra Dini P Daengsari Msi, psikolog perkembangan, Universitas Indonesia. Menurut Dini, orang yang berusia 50 tahun ke atas harus tetap memelihara sikap optimis dan berpikir positif dalam menyikapi hidup serta tetap memerhatikan pola makan dengan asupan gizi seimbang.
Dini mengingatkan, kemunduran fisik biasanya diikuti dengan kemunduran kognisi, emosi dan sosial. Gejala kemunduran kognisi, lanjut Dini, contohnya adalah berkurangnya kecepatan bereaksi, ketajaman persepsi dan proses penyerapan informasi.
Sedangkan, untuk kemunduran sosial dapat dirasakan dengan berakhirnya masa kerja sehingga berkurang kesempatan bersosialisasi, kehilangan jabatan dan kehilangan penghasilan.
"Bahkan, orang usia lanjut bisa menjadi lebih cepat tersinggung, mudah marah, menarik diri dan apatis sebagai gejala kemunduran emosi," papar wanita kelahiran Malang itu.
Dini menyarankan sikap-sikap yang perlu dikembangkan bagi orang usia lanjut ialah tetap aktif dengan berbagai kegiatan. Hal itu akan memicu semangat hidup dan kepuasan batin sebagai manusia seutuhnya. Tetap dengan mengukur kemampuan dan kondisinya masing-masing.
Sikap optimis, tetap semangat, sabar, iklas dan pandai mensyukuri nikmat yang diberikan Allah selama ini akan membantu individu dalam menjalani masa tuanya," tegas Dini. (rin)