Cegah Osteoporosis sejak Dini

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan, pada 2050, angka penderita patah tulang pinggul akan meningkat dua kali lipat pada perempuan dan tiga kali lipat  pada pria. Laporan WHO juga menunjukkan, 50 persen patah tulang adalah patah tulang paha atas, yang dapat mengakibatkan kecacatan seumur hidup dan kematian. 

Perubahan gaya hidup yang membuat orang cenderung malas bergerak dan berolahraga turut memengaruhi kesehatan tulang. Belum lagi ditambah minimnya kesadaran mengasup makanan berkalsium tinggi. Tak heran, jika penderita osteoporosis di Indonesia kian meningkat.

Meski tergolong ke dalam penyakit tidak menular, bukan berarti penyakit tulang ini tidak perlu diwaspadai. Dengan mengetahui seluk-beluk dan cara pencegahan osteoporosis, risiko kelumpuhan dapat diminimalkan sehingga kualitas hidup meningkat. Dengan mengenal jenis, gejala, dan pencegahan, cara ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka penderita penyakit tulang tersebut.

Jenis

OSTEOPOROSIS primer tipe I dapat terjadi karena seseorang kekurangan hormon estrogen (pada perempuan), yang mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang. Namun, tidak semua perempuan mempunyai risiko sama terhadap penyakit ini. Meski biasanya menyerang perempuan berusia 51-75 tahun, penyakit ini dapat muncul lebih cepat. 

Osteoporosis primer tipe II disebabkan kurangnya kalsium karena usia lanjut dan tidak seimbangnya antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang baru. Orang berusia 70 tahun ke atas biasanya mudah sekali terserang penyakit ini.

Ada pula osteoporosis sekunder, yang terjadi karena keadaan medis atau oleh obat-obatan serta pemicu seperti alkohol, rokok, dan kafein. Sementara itu jenis osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dikenal dengan osteoporosis juvenil idiopatik. Jenis ini dapat menimpa anak-anak dan orang dewasa walaupun hormon dan kadar  vitamin  yang ada dalam tubuhnya normal. 

Gejala

TIDAK banyak orang menyadari bahwa dirinya terkena osteoporosis. Pasalnya, kepadatan tulang berkurang secara perlahan sehingga awalnya tidak menimbulkan gejala yang begitu terasa. 

Namun, orang akan menyadari dirinya terkena osteoporosis bila kepadatan tulangnya sangat berkurang sehingga tulang menjadi hancur dan menimbulkan rasa nyeri pada tulang. Biasanya nyeri dirasakan di daerah punggung  dan akan semakin terasa saat penderita berdiri atau berjalan. 

Rasa sakit juga terjadi karena otot tegang di daerah tulang belakang. Rasa sakit ini berasal dari hancurnya sejumlah tulang belakang yang membentuk lengkungan tidak normal 

Pencegahan

PENCEGAHAN terhadap osteoporosis dilakukan sejak usia muda dan jangan  menunggu hingga umur 30 tahun (saat tercapainya kepadatan tulang maksimal) Mengasup makanan mengandung kalsium merupakan langkah efektif meminimalkan risiko osteoporosis. Kalsium banyak terdapat pada susu, keju, yoghurt, ikan, sayuran hijau, kacang-kacangan dan sereal. 

Bagi perempuan paruh baya, yang sebelumnya kekurangan kalsium, kepadatan tulang dapat ditingkatkan dengan cara mengonsumsi setidaknya dua gelas susu/hari ditambah vitamin D. 

Hidup sehat, diet seimbang kaya nutrisi, serta mempertahankan berat badan ideal juga dapat memengaruhi kualitas tulang. Selain itu, olahraga dan beraktivitas fisik seperti berjalan dan menaiki tangga juga mampu meningkatkan kepadatan tulang. Pilihlah olahraga yang sesuai dengan anjuran dokter. Paparan matahari pagi juga membantu meminimalkan risiko osteoporosis. 

Terapi estrogen yang dimulai pada 4-6 tahun setelah menopause dapat memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi risiko patah tulang. (*/BYU)   

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar