Waspada Obat Palsu
Hal lain yang tidak boleh dilupakan, sekarang semakin banyak jenis obat yang dipalsukan. Isu obat palsu di tengah tingginya harga obat, sungguh sangat meresahkan. Selain merugi secara ekonomis, penyakit tak kunjung menyembuh jika yang dikonsumsi ternyata obat palsu.
Kita perlu waspada dalam menebus obat. Obat-obatan di pasar obat gelap, yang tanpa izin apotek, kemungkinan kita mendapat obat palsu lebih besar ketimbang bila menebusnya di apotek.
Obat palsu sering sukar dibedakan dengan obat aslinya. Dan itu hanya bisa ditilik kalau pasien sudah terbiasa memakainya, dan tidak bagi pasien pemula pemakaian obat tersebut. Ukuran yang dapat dipakai, apabila penyakit tak kunjung mereda setelah lebih tiga-empat hari obat dikonsumsi, curigai kemungkinan obat palsu.
Bagi pasien penyakit menahun yang sudah langganan memakai sejenis obat (darah tinggi, kencing manis, encok, asam urat), obat tidak memberikan reaksi yang meredakan curigai kalau kemungkinan itu juga obat palsu.
Semakin tinggi harga suatu obat semakin sering dipalsukan. Bagi yang sudah biasa menggunakannya, amati kemasan, warna, dan bau obatnya. Jika berbeda dengan yang biasa, kemungkinan itu memang betul obat palsu.
Bukan hanya obat warung (over the counter), obat yang diresepkan berisiko dipalsukan juga. Jadi belum tentu salah dokternya kalau penyakitnya tak kunjung sembuh. Harus dipikirkan kemungkinan obat palsu, selain siapa tahu salah dosis pemakaian atau cara pakainya.
Contoh, resep sakit gigi direndam dalam segelas air, lalu airnya diminum, seperti pengalaman Mbah Suren. Setelah diberi resep obat sakit gigi di puskesmas, Mbah Suren kembali ke dokter giginya, mengeluh belum sembuh setelah beberapa hari rajin minum obat rendaman kertas resep dokter. @