Teknologi Komunikasi Terbatas, Akses Lansia pada Informasi Digital
JAKARTA, KOMPAS - Warga lanjut usia merupakan salah satu kelompok rentan terinfeksi Covid-19. Di tengah situasi pandemi sekarang, kebutuhan mereka akan komunikasi dan informasi menjadi lebih tinggi menyusul banyaknya pembatasan aktivitas dan mobilitas untuk menekan penyebaran Covid-19.
Akan tetapi, pada umumnya warga lanjut usia (lansia) memiliki hambatan dan keterbatasan dalam mengakses informasi digital. Kemampuan mereka mengakses sumber informasi digital tidak sebaik generasi yang lebih muda. Selain itu, ketersediaan teknologi yang ramah bagi pengguna dari kalangan warga lansia pun masih terbatas.
"Diharapkan, ke depan akan lebih banyak institusi, baik pemerintah maupun swasta dan pemerhati warga lansia yang mengembangkan aplikasi atau teknologi digital lainnya yang bermanfaat dan ramah lansia," ujar Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nopian Andusti pada Webinar "Digital Equity for All Ages", Kamis (21/10/2021).
Pada webinar yang digelar dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia Internasional Tahun 2021 itu, Nopian menegaskan, pada era revolusi Industri 4.0 sekarang, masyarakat mengenal istilah internet of things (IoT), yakni kebiasaan masyarakat yang menggunakan/melibatkan internet dalam segala aspek kehidupan sehari-harinya. Sehingga, diharapkan perkembangan teknologi informasi pada era Revolusi Industri 4.0 ini dapat menciptakan nilai baru dan menyelesaikan permasalahan sosial dengan bantuan teknologi," ujarnya.
Perhatian terhadap teknologi digital yang ramah bagi warga lansia menjadi penting karena jumlah penduduk lansia di Indonesia besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, penduduk lansia di Indonesia mencapai 26,82 juta jiwa atau 9,92 persen dari total populasi.
Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah seiring peningkatan kualitas hidup masyarakat yang tercermin dari peningkatan usia harapan hidup penduduk. Jumlah warga lansia yang semakin besar itu menghadirkan tantangan dalam berbagai aspek kehidupan seperti pada aspek kesehatan, sosial, ekonomi, ataupun lingkungan.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan warga lansia tangguh, perlu dukungan dari pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat ataupun masyarakat luas. Warga lansia tangguh adalah yang sehat, aktif, mandiri dan produktif serta bermartabat.
"Diharapkan, manusia mampu bersinergi dengan teknologi guna mewujudkan kesejahteraan, produktivitas, dan efetivitas yang lebih baik," ujar Nopian.
Kondisi itu pula yang mendorong Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN mengembangkan aplikasi Golantang (Go Lansia Tangguh) berbasis web dan mobile yang menyajikan berbagai informasi dan rubrik bagi warga lansia.
Informasi dalam laman https://golantang.bkkbn.go.id/berisi informasi seputar tips kesehatan dan penyakit, info kegiatan regulasi dan program warga lansia, serta informasi soal Covid-19.
Transformasi Inklusif
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel A. Pangerapan mengungkapkan, penduduk yang lebih muda dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih aktif secara digital daripada penduduk yang lebih tua dengan tingkat pendidikan lebih rendah.
"Penggunaan teknologi digital dan internet penduduk lanjut usia masih rendah, terutama untuk penduduk lansia di daerah perdesaan," kata Semuel seraya menegaskan bahwa pemerintah memiliki komitmen untuk melakukan transformasi digital inklusif.
Menurut Semuel, sejumlah upaya dilakukan pemerintah untuk mencapai transformasi digital Indonesia yang inklusif dengan prinsip "nobody left behind". Oleh karena itu, pemerintah menyelenggarakan beberapa program yang diharapkan dapat mengurangi kesenjangan digital. Program Siber Kreasi dan Pandu Digital Indonesia, misalnya, menyediakan kelas-kelas pengembangan literasi digital bagi masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), masyarakat difabel, dan lansia.
Di samping itu, pemerintah juga menyediakan pelatih literasi digital andal di daerah yang sulit mendapat akses digital dan butuh pedekatan lokal termasuk untuk dapat meningkatkan partisipasi lansia dalam transformasi digital Indonesia.
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Kominfo, menyediakan akses internet yang lebih luas untuk meningkatkan akses internet penduduk lansia di daerah tertentu," ujar Semuel. (SON).