Anak Juga Perlu MCU

MCU merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan preventif (pencegahan) dengan melakukan pemeriksaan skrining kesehatan rutin, dapat diketahui apakah seorang anak sehat atau tidak atau terdapat kelainan. 

Tak hanya orang dewasa, bayi dan balita pun sebaiknya menjalankan pemeriksaan MCU rutin. "Seringkali disebut juga sebagai well-child-visit, atau pemeriksaan bayi atau balita sehat. Bahkan pada bayi dan balita pemeriksaan skrining ini tidak hanya untuk kesehatan fisik namun juga menilai perkembangan dan perilaku," jelas dr. Bernie Endyarni Medise, Sp (AK), MPH dari Brawijaya Rainbow Clinic @Oktroi Plaza, Kemang. 

Pemeriksaan rutin pada bayi umumnya dimulai sekitar 3 hari setelah diizinkan pulang ke rumah. Selanjutnya, disesuaikan dengan jadwal imunisasinya. Di luar jadwal imunisasi, sebaiknya bayi dibawa untuk pemeriksaan rutin setiap 3 bulan sekali hingga usia 2 tahun, dan selanjutnya setiap 6 bulan sekali hingga usia 6 tahun. 

Jenis MCU pada bayi dan balita berbeda dengan orang dewasa. bayi dan balita merupakan anak yang mash tumbuh dan berkembang. Terdapat beberapa perbedaan antara lain.

1. Pencatatan riwayat kesehatan bayi dan balita termasuk di antaranya riwayat kelahiran, riwayat sakit, riwayat imunisasi, riwayat nutrisi dan riwayat tumbuh kembang.  

2. Pemeriksaan fisik umum, seperti antropometri yaitu pengukuran dan pemantauan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala.

Hasil pengukuran akan diplot di kurva pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin untuk pemantauan pertumbuhan. 

Ada juga pemeriksaan status gizi. Hasil pengukuran berat dan tinggi badan akan menentukan status gizi anak apakah termasuk dalam gizi buruk, kurang baik, berlebih atau obesitas. Serta pemeriksaan kesehatan fisik seperti THT, mata, jantung, paru, perut dan lainnya. Jika ditemukan indikasi pemeriksaan penunjang lain seperti laboratorium atau rontgen, maka perlu dilakukan pemeriksaan tersebut. 

3. Pemeriksaan perkembangan anak, termasuk di antaranya perkembangan motor kasar, motor halus, bahasa dan personal social - kemandirian. Jika terdapat gangguan atau keterlambatan dalam perkembangan anak dapat segera dilakukan intervensi. Pada anak yang lebih besar, ditanyakan masalah yang dihadapi di sekolah, masalah dengan peer- group atau teman sebaya.

4. Jika terdapat imunisasi yang belum diberikan, dilakukan pengaturan jadwal pemberian imunisasi sesuai kebutuhan anak.  

5. Bila ada masalah perilaku, maka dilakukan pemeriksaan skrining perilaku anak. Setiap gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD, autisme dan lainnya. Bila terdeteksi adanya gangguan perilaku, maka dapat segera dilakukan intervensi. "Setiap selesai pemeriksaan, tanyakan kepada dokter mengenai kesimpulan hasil pemeriksaan serta rencana selanjutnya untuk anak," jelas Bernie.

Hasto

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar