APAKAH PEYEMPROTAN DISINFEKTAN KE TUBUH AKAN EFEKTIF?

GUNA mengurangi penyebaran virus Covid (Corona Disease Virus) 19 selain menggunakan masker dan mencuci tangan juga dilakukan disinfektan. Tidak hanya secara perorangan, tapi juga di perkantoran.

Walaupun sudah banyak melakukan Work From Home (WFH) dan juga sejak 10 April 2020 Provinsi DKI Jakarta memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), namun beberapa perkantoran tetap menyediakan kamar disinfektan.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr. dr Ari Fahrial Syam SpPD mengatakan dirinya khawatir penyemprotan disinfektan langsung pada orang di lokasi umum, bahkan di jalan, di pasar dan ketika seseorang masuk gedung.

"Saya sempat berdiskusi dengan Dr. Parani, WHO representative Indonesia, dan beliau juga sama khawatirnya dengan saya. Bahwa penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh kita. Dalam tweet Dr. Parani (@NParanietharan), 29 Maret 2020 jam 1.04 pm, beliau menyebutkan Please Do not Spray disinfectant on people dan beliau juga menambahkan it may be harmful," kata Prof Ari belum lama ini.

Pernyataan dari perwakilan WHO (Badan Kesehatan Dunia) ini juga sejalan dengan himbauan ke masyarakat oleh WHO bahwa lampu ultra violet tidak boleh digunakan untuk sterilisasi tangan dan area kulit karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit.

Begitu juga menyemprotkan alkohol atau klorin tidak akan menghilangkan virus yang sudah masuk ke dalam tubuh. Penyemprotan alkohol atau klorin berbahaya untuk mukosa mulut, hidung dan mata, jadi sebaiknya bahan ini digunakan untuk membersihkan permukaan peralatan rumah tangga atau kantor.

"Kalau kita lihat lagi bagaimana virus ini menular dari satu orang kepada orang lain bahwa melalui droplet. Jadi virus bisa tertular langsung dari orang yang bicara keras, batuk atau bersin di depan kita dalam jarak 1  meter. Secara tidak langsung jika droplet yang mengandung virus itu jatuh ke meja, sakelar lampu, gagang telepon, gagang pintu atau lokasi yang biasa disentuh orang maka hal itu juga bisa jadi sumber penularan," jelasnya.

Prof Ari mengatakan terpenting harus memperhatikan bahwa tangan tidak menyentuh tempat-tempat yang orang lain juga menyentuh di luar rumah. "Kita masih ingat bahwa salah satu dokter di China meninggal karena infeksi Covid 19 yang tertular melalui konjungtiva mata. Salah satu penelitian yang dilakukan di China yang disampaikan di edaran WHO bahwa dari 75.465 pasien Covid 19 tidak ada yang melaporkan penularan melalui udara," katanya. 

Cuci tangan pakai sabun pada air yang mengalir merupakan cara efektif. Secara umum sudah terbukti bahwa cuci tangan pakai sabun rutin bisa mencegah terjadinya infeksi saluran pernapasan akut dan infeksi saluran cerna. 

"Jika tidak memungkinkan cuci tangan pakai sabun kita dapat menggunakan hand sanitizer. Tetapi perlu diketahui bahwa setelah menggunakan hand sanitizer 5-6 kali kita tetap harus melakukan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir," katanya.

Melihat bagaimana infeksi ini menular dari satu orang ke orang lain, sebenarnya menggunakan disinfektan secara langsung tidak dibutuhkan bahkan jika disinfektan tersebut terhirup oleh kita atau terkena mata justru akan menimbulkan masalah kesehatan baik akut maupun jangka panjang. (Iis) 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar