Obat Kanker. TerapiI Gen Atasi Leukemia
SEATTLE, SABTU - Terapi gen di sejumlah rumah sakit di Amerika Serikat memberi harapan penyembuhan kanker darah. Prinsipnya, sel diambil dari pasien dan direkayasa untuk menyerang sel kanker.
Enam kelompok peneliti menerapkan terapi pada lebih dari 120 penderita berbagai jenis kanker darah dan sumsum tulang.
Dalam salah satu studi, penderita acute lymphocytic leukemia (ALL) yang terdiri dari 5 orang dewasa dan 19 dari 22 anak menunjukkan penurunan sel kanker hingga tak terdeteksi.
Dua tahun lalu, terapi diberikan kepada seorang pasien kanker stadium lanjut, Emily Whitehead (8 tahun). Dokter mengatakan Emily akan mengalami gagal organ beberapa hari ke depan. Namun, setelah mendapatkan terapi gen, dia tetap sehat sampai kini.
Menurut dokter kepala bagian penyakit darah, Janis Abkowitz dari Universitas Washington, Seattle, yang juga Presiden American Society of Hematology, hasil serupa tampak pada penderita mieloma, limfoma, dan leukemia limpolitik kronik (CLL) sebagaimana dilaporkan dalam konferensi masyarakat hematologi, Sabtu (7/12) di Seattle.
Doug Olson (67), ilmuwan pembuat alat medis, diterapi untuk kasus CLL yang diidap sejak 1996, pada September 2010. Sebulan kemudian dia sembuh dan sampai kini tidak kambuh.
Terapi ini munkin akan menjadi terapi gen pertama yang diizinkan di AS. Di Eropa, hanya satu terapi gen yang mendapat izin, yaitu untuk penyakit terkait sistem metabolisme.
Terapi ini juga diberikan kepada sejumlah pasien yang sudah menjalani 10 jenis kemoterapi dan transplantasi sumsum tulang.
Dalam terapi dilakukan penyaringan darah pasien untuk membuang sel darah putih yang disebut sel-T, mencari gen yang bisa menyerang sel kanker, dan mengembalikan ke tubuh pasien melalui infus.
Menurut David Porter dari Universitas Pennsylvania, Philadelphia, yang memimpin salah satu studi. "Kami memberikan obat yang esensial, secara permanen memberikan sel alternatif yang bisa memperbanyak diri dalam tubuh pasien, sehingga terbentuk "pasukan sel" yang bisa menyerang sel kanker," kata David Porter. (AP/ISW)
