Vagina Selalu Nyeri Saat Berhubungan Intim
Jangan sampai kemesraan hilang gara-gara gagal berhubungan intim.
Sudah rileks, lubrikasi vagina cukup, bahkan sempat diberi pelumas tambahan, tapi kenapa saat berhubungan intim vagina terasa nyeri, ya? Bahkan penis selalu sulit dan enggak masuk. Sudah dicoba berkali-kali bahkan setiap hari, tetap nyeri dan enggak bisa penetrasi. Jika mengalami hal ini, bisa jadi Anda menderita vaginismus.
Sejenis penyakitkah ini? Gambarannya kira-kira seperti ini. Bila vagina tak normal, penetrasi saat berhubungan intim dapat berlangsung dengan mudah. Nah, vaginismus adalah kekakuan dinding otot bagian yang tidak bisa dikendalikan oleh penderitanya sehingga menyebabkan kegagalan penetrasi alias penis tak bisa masuk ke dalam vagina. Kalau dipaksakan, si penderita akan merasa kesakitan.
"Kendala itu nyeri setiap saat melakukan aktivitas seks. Ketika foreplay-nya sudah cukup, lubrikasi sudah cukup atau bahkan menambahkan lubrikan juga sudah, dan posisi seksnya juga tidak terlalu ekstrem, tapi ketika penetrasi selalu kesakitan atau yang terbanyak adalah kegagalan penetrasi. Itu bisa jadi adalah sebuah vaginismus," ujar dr. Robi Asri Wicaksono SpOG.
Kondisi ini sungguh membuat tak nyaman. Bukan tak mungkin lalu muncul rasa bersalah karena tak bisa memenuhi harapan pasangan.
Tapi ingat, jangan telan sendiri derita ini. Yuk, bicarakan dengan pasangan dan atasi bersama agar api gairah bercinta tetap terjaga. saiannya pun butuh kerja sama.
Bekali diri dan Ungkapkan
Pertama, cari informasi mengenai penyakit ini, lalu komunikasi dengan pasangan. Ceritakan apa yang Anda rasakan ketika melakukan hubungan intim. Ungkapkan keluhan Anda pada pasangan jika Anda merasa nyeri, dan tersiksa sampai membuat Anda stres hingga mungkin trauma.
Kemudian diskusikan untuk mencari solusi bersama agar api gairah kemesraan tetap menyala. Sebab kegagalan melakukan hubungan intim juga bisa menimbulkan rasa kurang percaya diri pada pasangan.
Karena itu, jangan diam saja atau malah menyangkal kondisi Anda. Apalagi jika kendala ini sudah berlangsung lama. Toh, kegiatan seks dalam pernikahan adalah untuk kebaikan berdua belah pihak, maka penyelesaiannya pun butuh kerjasama.
Ajak Cari Pertolongan
Yang namanya penyakit memang butuh disembuhkan, dengan melakukan pengobatan. Maka, dengan besar hari, minta pasangan untuk menemani Anda ke dokter spesialis kandungan untuk melakukan pengobatan. Yap, dukungan dari pasangan sangat penting, khususnya untuk menjaga mental tetap stabil.
Karena hal ini bisa dilewati jika pasangan bisa ikut mendukung Anda untuk sembuh dari vaginismus, sehingga bisa memperbaiki kualitas hubungan intim dengan pasangan. Sebab, pada dasarnya vaginismus ini bisa disembuhkan.
Biasanya pengobatan dilakukan dengan metode dilatasi berbantu, yakni dengan memberikan terapi dengan dilator (alat medis, bisa berbentuk seperti penis) besar pada vagina dan obat tertentu untuk meningkatkan kontrol terhadap otot-otot di vagina. Menurut dr. Robbi, dengan pengobatan ini Anda yang mengalami vaginismus bisa melakukan hubungan seks dengan penetrasi penis paling tidak 4,5 minggu setelah pengobatan. Tentu tergantung derajat keparahannya.
Lakukan Kegiatan Seks Lain
Lalu, selama itu tak bisa berhubungan intim? Nah, untuk mengatasi hal ini, sementara Anda bisa melakukan kegiatan seksual lain tanpa penetrasi, seperti foreplay lebih sering, mandi bersama, cuddling (berpelukan), dan kegiatn lainnya yang nyaman dilakukan bersama. Ingat, jangan memaksa melakukan penetrasi, ya. Sebab, mental Anda malah bisa makin terusik.
"Paksakan berulang-ulang memang tidak menyebabkan bahaya atau menjadi luka. Tetapi adanya vaginismus jadi kurang rileks. Karena responnya normal, nafsunya normal, rangsangnya normal, basahnya normal, tapi dia tahu bahwa di akhir ada percobaan penetrasi itulah yang membuat freak out. Jadi, semakin frustasi. Laki-lakinya frustasi, perempuannya apalagi," tutup dr. Robbi.
Maria Ermilinda Hayon
