Temukan Obat Penurun Berat Badan Dramatis

OBESITAS atau kelebihan berat badan adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibandingkan aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak.

Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas.

Obesitas bisa menimbulkan banyak penyakit penyerta lainnya seperti diabetes dan penyakit jantung. Kini ada kabar baik, baru-baru ini, tim ilmuwan tampaknya telah menemukan obat yang bisa menolong banyak penderita diabetes. 

Dalam sebuah studi terbaru yang hasilnya telah dipublikasikan di The New England Journal of Medicine pada 10 Februari 2021, para ilmuwan memaparkan bahwa obat diabetes yang sedang mereka teliti agaknya juga menjanjikan untuk menyelesaikan masalah obesitas pada banyak orang.

Dalam studi tadi, mereka menemukan obat itu ternyata mampu menurunkan berat badan secara dramatis pada orang-orang yang mengonsumsinya, yakni menghilangkan sekitar 15% berat badan mereka.

Obat ini, yang disebut sebagai semaglutide, adalah obat suntik yang sudah disetujui untuk membantu mengendalikan kadar gula pada penderita diabetes tipe 2. Namun tampaknya, obat ini juga ampuh menekan nafsu makan.

Dalam studi atas khasiat obat ini, para peneliti melakukan uji coba dengan secara acak menugaskan 1.961 orang dewasa yang mengalami obesitas untuk menerima suntikan obat semaglutide ini atau plasebo (obat kosong) seminggu sekali selama 68 minggu.

Para partisipan tersebut juga menerima sesi konseling sebulan sekali untuk membantu mereka mematuhi diet rendah kalori, dan mereka didorong untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka, sebagaimana dilansir Live Science.

Pada akhir uji coba ini, orang-orang yang menerima semaglutide kehilangan rata-rata 14,9% berat badan mereka. Bahkan, lebih 30 persen dari kelompok tersebut turun lebih 20 persen berat badan mereka. Adapun kelompok yang menerima suntikan plasebo hanya kehilangan rata-rata 2,4% dari berat badan mereka.

Sejauh ini sudah ada lima jenis obat yang disetujui di Amerika Serikat untuk mengobati obesitas, tetapi obat yang paling efektif sekalipun hanya menghasilkan penurunan berat badan sekitar 7,5%.

Tidak seefektif di dunia nyata

Selain itu, obat-obatan  ini biasanya hanya dapat digunakan untuk waktu yang singkat. Misalnya, obat penurun berat badan phentermine biasanya diminum selama tiga hingga enam minggu, waktu yang jauh lebih singkat daripada pengobatan 68 minggu dengan semaglutide yang digunakan dalam studi ini.

"Ini awal dari era baru perawatan yang efektif untuk obesitas," jelas Dr. Robert  Kushner, peneliti obesitas di Northwestern University Feinberg School of Medicine, yang memimpin studi ini, sebagaimana dikutip dari The New York Times.

Orang-orang yang menggunakan obat semaglutide ini lebih mungkin mengalami efek samping gastrointestinal, termasuk mual, diare, muntah dan sembelit, dibandingkan dengan kelompok plasebo. Namun efek samping ini cenderung bersifat sementara.

Kekurangan dari studi ini adalah para peneliti tidak menyelidiki lebih lanjut apakah ada efek samping dari obat tersebut setelah 68 minggu. Selain itu, para peneliti juga tidak bisa menjawab apakah orang-orang yang mengonsumsi obat ini kemungkinan besar harus tetap menggunakan obat tersebut seumur hidup untuk mencegah berat badan mereka naik kembali.

Science Alert menambahkan, kekurangan lainnya adalah obat ini membutuhkan suntikan mingguan unuk tetap bekerja. Padahal, obat oral atau obat yang bisa diminum cenderung akan lebih disukai pasien.

Menurut CNN, obat penurun berat badan  yang tampaknya berhasil dengan baik dalam ujicoba mungkin tidak seefektif di dunia nyata. Terlebih lagi, sebelumnya ada beberapa obat penurun berat badan yang mendapat persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA), badan pengawas obat dan makanan AS, kemudian ditarik kembali karena efek sampingnya.

"Meskipun obat-obatan seperti ini mungkin terbukti berguna dalam jangka pendek untuk menurunkan berat badan secara cepat pada obesitas berat, obat-obatan tersebut bukanlah peluru ajaib untuk mencegah atau mengobati tingkat obesitas yang tidak terlalu parah," terang ahli gizi Tom Sanders profesor emeritus di King's College London yang tidak terlibat dalam studi atas obat ini.

"Tindakan kesehatan masyarakat yang mendorong perubahan perilaku seperti aktivitas fisik teratur dan asupan energi makanan yang moderat masih diperlukan," tegasnya.

Saran Tom Sanders yang bijaksana tersebut tentu baik dan lebih alamiah. Namun jika analisis lebih lanjut atas efek dari semaglutide ini ternyata positif, banyak orang akhirnya bisa mendapat opsi obat baru yang penting untuk membantu mereka dalam memerangi obesitas. (ngi/nytc/cnn/sac/lvse/tst/es) 

Postingan populer dari blog ini

Awet Muda: Tubuh Bugar