Dinkes Ingatkan Penggunaan Asbes Picu Kanker Paru. Memiliki SifatI Karsinogenik Tinggi
JAKARTA (Pos Kota) - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Peuyakit (P2P) Dlnas Kesehatan DKI Dwi Iktavia memyebutkan penggunaan asbes dalam pembangunan rumah atau hunian dapat memicu masalah kesehatan bagi penghuninya. Hal itu dikarenakan adanya sifat karsinogenik yang tinggi dari bahan bangunan tersebut.
Asbes merupakan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) sebagaimana dikategorikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, ujarnya sebagaimana dikutip, Selasa (7/5).
Kegunaannya yang luas, sambungnya asbes menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan. Di antaranya, dapat mempercepat radang dan meningkatkan risiko terkena kanker paru.
Ia menyampaikan asbes masih banyak digunakan di Indonesia khususnya pada bahan bangunan seperti atap dan langit-langit, serta pada komponen kendaraan seperti kampas rem dan kopling.
Berdasarkan Data Global Burden of Diseases (GBD) tahun 2019 di Indonesia terdapat 1.661 kematian akibat paparan asbes di tempat kerja, di mana 82 persen di antaranya berasal dari kanker paru.
"Diperkirakan jumlah kematian ini akan meningkat menjadi sekitar 3.000 jiwa pada tahun 2040 jika penggunaan asbes tidak segera dikurangi," ujar Dwi.
Lebih lanjut dijelaskan gejala penyakit akibat paparan asbes yakni sesak napas, batuk kering, batuk darah dan nyeri dada. Ia menilai, mengurangi paparan asbes adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya asbestosis atau penyakit lainnya akibat paparan asbes.
"Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan dan konsultasikan dengan ahli paru jika mengalami gejala penyakit akibat asbes. Tidak lagi menggunakan asbes sebagai atap perumahan dapat dilakukan untuk mencegah asbesitosis," tandas Dwi. (*/dny)